Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Takut Naik Pesawat Terbang, Bisa Jadi karena Fobia atau Trauma

Banyak orang takut naik pesawat terbang karena sering mendengar berita kecelakaan, termasuk kabar Lion Air jatuh. Padahal penyebabnya bisa banyak hal.

30 Oktober 2018 | 14.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi jendela pesawat (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Lion Air jatuh. Kecelakaan pesawat bernomor JT-610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang pada Senin, 29 Otober 2018 bukan hanya meninggalkan duka yang mendalam tapi juga membuat banyak orang fobia naik pesawat terbang. Musibah pesawat jatuh bisa saja membuat sejumlah orang menjadi takut melakukan perjalanan udara, apalagi jika musibah yang terjadi dihubungkan dengan kisah-kisah "miring" soal kondisi penerbangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terkadang, trauma akan kondisi penerbangan bisa menimbulkan trauma psikologis tersendiri bagi beberapa orang. Rena Masri, psikolog klinis dewasa, menjelaskan trauma psikologis merupakan suatu pengalaman yang dirasa negatif atau sangat negatif oleh seseorang yang berdampak pada kehidupan orang tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pengalaman negatif itu bisa terjadi pada diri sendiri atau pada orang lain, atau bisa juga karena kita melihat atau mendengar dari televisi atau media sosial, misalnya," jelas Rena.

Ada beberapa faktor penyebab trauma psikologis yang menyebabkan seseorang takut terbang atau takut untuk naik pesawat terbang. Menurutnya, trauma psikologis tersebut bisa saja karena seseorang mengalami fobia, baik fobia pada ketinggian (acrophobia) ataupun fobia terbang (aerophobia), atau bisa juga fobia pada ruangan yang sempit atau tertutup (claustraphobia).

"Kalau memang sudah mengalami fobia tentu saja sudah harus berkonsultasi dengan ahli," lanjutnya.

Namun, jika takut terbang disebabkan trauma tertentu, Rena mengatakan harus dilihat dan dianalisis terlebih dulu seberapa besar kadar trauma yang dialami oleh orang tersebut.

"Jika sudah cukup berat, sebaiknya segera menemui psikolog," sarannya.

Dia juga menjelaskan bahwa saat ini ada beberapa orang yang mengalami trauma psikologis. Mereka takut terbang karena baru saja terjadi kecelakaan pesawat terbang.

"Hal ini wajar dialami karena memang memang kejadian tersebut baru saja terjadi dan banyak korban meninggal. Mungkin juga mereka pernah mengalami naik pesawat dan pesawatnya mengalami turbulence sehingga dengan kejadian ini mereka kembali teringat akan pengalaman di pesawat," paparnya.

Penyebab lainnya adalah kemungkinan ada kerabat atau teman yang ikut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Sehingga, hal tersebut menyebabkan trauma pada diri seseorang.

"Bisa juga karena paparan tentang kecelakaan itu sangat sering kita baca atau lihat di media sehingga berdampak pada psikologis kita," jelasnya.

Rena juga mengatakan berita hoax dapat juga berdampak pada psikologis pembaca. Ketakutan yang dirasakan mendalam menimbulkan rasa cemas, panik bahkan trauma.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus