Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak maskapai di dunia yang melarang penumpangnya bertelanjang kaki. Walaupun tidak ada peraturan yang secara khusus mewajibkan penggunaan alas kaki bagi penumpang pesawat, tetapi beberapa pihak menyatakan berbagai bahaya yang ditimbulkan bila seseorang enggan melindungi kakinya selama penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahaya-bahaya yang dimaksud lebih mengarah kepada faktor seperti kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan. Lantas, mengapa penumpang pesawat dianjurkan untuk memakai alas kaki?
Alasan Penumpang Dilarang ‘Nyeker’ saat Naik Pesawat
Seorang pilot bernama Patrick Smith dari Ask the Pilot mengatakan kepada Travel + Leisure, Selasa, 26 April 2022, bahwa secara umum, kabin pesawat tidak terlalu bersih. Setiap kabin memang dibersihkan sebelum penerbangan, tetapi waktu yang dihabiskan untuk membersihkan hanya sekitar 15-20 menit.
1. Karpet yang Kotor
Artinya, menurut dia, pembersihan kabin mungkin hanya berupa pembuangan sampah yang tertinggal di kantong sandaran kursi dan mengelap permukaan benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu toilet. Pesawat umumnya dibersihkan secara menyeluruh tergantung dari kebijakan masing-masing maskapai, tetapi biasanya hanya setiap 4-6 minggu sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di luar pembersihan total tersebut, karpet biasanya hanya disedot debunya bila waktunya cukup dan dibersihkan di bagian yang diperlukan. Ketika ada kotoran yang menempel di karpet, petugas akan menghilangkan noda, tetapi tidak mendisinfeksi seluruh area karpet, tempat kuman dapat menyebar.
2. Rentan Tertular Penyakit
Senada dengan hal itu, pemilik SyQuest USA yang menghasilkan produk pembersih yang digunakan di pesawat, David Krause menuturkan bahwa penumpang yang memutuskan untuk tidak mengenakan alas kaki mungkin akan tertular bakteri dan virus yang dapat berdampak negatif pada kesehatan. Selain itu, kekhawatiran tertular infeksi akibat jamur juga selalu ada.
Tak hanya itu, pramugara dan pramugari tidak selalu diwajibkan untuk membersihkan cairan yang berada di lantai toilet selama penerbangan. Dengan begitu, penumpang pesawat bisa saja menginjak urin atau bahkan tinja orang lain.
3. Risiko Infeksi
Kemudian, CEO Northern Illinois Foot & Ankle Specialists, Patrick McEneaney menyarankan penumpang untuk selalu mengenakan alas kaki bahkan sejak tiba di bandara. Menurut dia, bandara adalah tempat yang padat dan penuh sesak, sehingga peluang penyebaran serta penularan virus dan penyakit menjadi tinggi.
Dia menjelaskan, jenis penyakit yang rentan menular ke orang-orang yang jarang mengenakan alas kaki adalah kutil plantar (Verruca plantaris) dan kutu air (Tinea pedis). Dia menekankan bahwa membiarkan kaki telanjang di area yang ramai membuat orang rentan terinfeksi penyakit, terutama bagi orang-orang yang sedang sakit diabetes.
Dokter sekaligus ahli bedah kaki dan pergelangan kaki dari Illinois Foot & Ankle Specialists, Michael Doyle juga menyebut penumpang sebaiknya tidak berjalan di dalam pesawat tanpa alas kaki.
Dia menganjurkan agar penumpang melindungi kakinya dengan alas yang baik dan aman, jangan hanya mengenakan kaus kaki.
“Saya telah melihatnya dengan mata kepala saya sendiri. Sungguh tidak masuk akal untuk membiarkan kaki, bahkan saat mengenakan kaus kaki saja di lorong lantai pesawat yang kotor, area tempat duduk, dan yang lebih buruk lagi di kamar mandi. Jangan lakukan itu,” kata Doyle.