NYAI Roro Kidul, ratu yang dalam dongeng Jawa dianggap menguasai
Lautan Indonesia ternyata lebih ditakuti ketimbang Badan Sensor
Film.
Alkisah, awal November lalu sang ratu mendatangi istri pemilik
bioskop 'Sinar' Ciacap. Lewat mimpi, tentu saja. Ratu pantai
selatan itu marah karena anak kandungnya, Nyai Blorong, dalam
film dilukiskan telah melewati batas. Adegan ranjang, berciuman
dan sebagainya dianggap tidak sesuai dengan martabat 'peri'.
"Kalau pemutaran diteruskan, aku akan meminta tumbal (korban)
dari keluargamu," begitu Nyai Roro Kidul mengancam.
Bioskop 'Sinar' memang telah 4 malam memutar film Nyai Blorong,
yang dibintangi Suzanna dan Barry Prima. Begitu tersadar dari
mimpi, istri pemilik bioskop itu menangis. Suaminya agak lama
baru bisa menenangkannya. Setelah jelas duduk persoalannya, sang
suami mengambil sikap: kontan menghentikan pemutaran film
tersebut di bioskopnya.
Ketika film tersebut ditawarkan pada tiga pemilik bioskop lain
di Cilacap, semua menolak. Kisah teguran Nyai Roro Kidul rupanya
cepat beredar di seluruh penjuru kota. Di kota ini ternyata
kewibawaan sang ratu masih tebal. Tak ada yang ingin
dijadikannya tumbal ....
Terpaksa film itu dikembalikan ke pengedarnya di Yogyakarta. Di
sana ternyata film ini sukses, walau sudah tidak utuh lagi.
Rupanya Badan Sensor Film Daerah (Bafida) setempat sependapat
dengan Nyai Roro Kidul: banyak adegan panas dalam film ini yang
dipotong.
Toh penduuk Yogyakarta yang ingin melihat film ini secara utuh
bisa menontonnya di Muntilan, 25 km dari Yogya, yang karena
termasuk wilayah Jawa Tengah bebas dari gunting sensur Bafida
DIY.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini