Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Telepon hantu

Nomor telepon 5101010 dan (99) 511110 diisukan sebagai telepon hantu. nomor tersebut milik kantor batan dan h.m. yunus warga depok. rata-rata sehari 5-10 kali jadi sasaran cowok iseng. penerima telepon jadi sewot.

22 September 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada isu, hantu pun jadi. Tanpa jelas asal-muasalnya, tapi hari-hari ini di Jakarta luas beredar cerita tentang hantu yang bisa diajak ngobrol lewat telepon. Terutama anak muda, banyak yang menjadikannya bahan kelakar. Coba dengar cerita Yulianto, 26 tahun. Saat santai bersama sejumlah kawannya di sebuah restoran di Kemang, ia diminta Rini mengontak sebuah nomor telepon. "Di sini nomor 511010?" tanya Yul. "Ya," jawab di seberang sana. "Sebentar, ada yang mau bicara," Yul menambahkan seraya menyerahkan gagang telepon itu kepada Rini. Eh, cewek itu malah menolak. Belum sadar apa maksudnya, Yul diteriaki kawan-kawannya. "Hei Yul, ente berhasil kontak dengan hantu." Setengah bingung gagang telepon diopernya kepada Razak. "Terdengar suara cekikikan," kata Razak kemudian. "Kayak kuntilanak, napasnya mendesah, panjang. Merinding, deh." Mendengar itu, seisi restoran gaduh. Ini kejadian sekitar Juli silam. Dan sejak itu, cerita kian menggelembung. Misalnya, kalau mau berhubungan harus tengah malam. Lalu tidak boleh ada orang lain bersama kita. Adanya syarat begitu tentu masuk akal jika bisa saja dikarang sekarung angan-angan: bukan sekadar bisa ngomong di telepon, tapi bahkan sampai bertatap muka. Dan, hih, wajahnya bersimbah darah. Mau tahu, itu tampang siapa? Menurut yang empunya sas-sus, dialah pemilik nomor itu, yakni seorang gadis, biasa dipanggil Rina. Dara cantik ini bunuh diri lantaran patah hati. Dan menurut versi lain lagi, dia tewas dalam kecelakaan mobil -- dan telepon itu ada di mobilnya. Di bagian ini cerita mulai ngawur, karena untuk pesawat di mobil mesti ada nomor awal nol. Tapi gunjing telanjur menggelinding. Mirip lidah api, dia menyambar ke mana-mana. Selain nomor tadi, 5101010 pun dilibas. Juga 511110. Ini kantor Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Obyek bulan-bulanan ini merayap lagi ke nomor (99) 511110 di Depok. "Itu bukan nomor telepon hantu. Ada yang punya, dia bayar rekening terus, kok," kata seorang petugas penerangan di kantor telepon. "Malah, yang punya mengeluh kepada kami dan minta jangan ditunjukkan alamatnya," ia menambahkan kepada Wahyu Muryadi dari TEMPO. Suara manis itu kewalahan menjawab rentetan pertanyaan sekitar "nomor hantu" itu. Khusus menyangkut nomor Depok, menurut data di Perumtel setempat, digunakan oleh H.M. Yunus A. Rachman, S. Jalan Margonda Raya 162/263. "Jadi, bukan nomor telepon hantu," kata Kepala Humas Witel IV Drs. Ign. Buddy Sumarsono dalam keterangan tertulis kepada TFMPO, Kamis sore pekan lalu. Dan putri Yunus ada yang bernama Rina. "Waduh, bosan. Untung, gagang teleponnya nggak saya gantung, kayak dulu. Habis, diganggu terus, sih," Rina yang betulan ini mengeluh. Menurut mahasiswi tingkat akhir sebuah PTS di Jakarta ini, teleponnya sering jadi sasaran cowok iseng sejak dua bulan lalu. "Apalagi malam Jumat. Ada yang sampai tanya nomor SDSB," ujarnya jengkel. Sehari usikan itu rata-rata 5-10 kali. Sampai adik perempuannya memberi penjelasan di Ra-dio Prambors, Juli lalu. Akan halnya dari kantor Batan, petugas yang menerima telepon sewot bukan main. "Awas, jangan coba ganggu kami lagi, ya. Ini kantor pemerintah. Kami mau usut siapa penyebar isunya. Akan kami laporkan ke Bais, Bakin, dan Kepolisian," ia menyerukan dengan sengit. Tenang dulu. Tenang itu pelita hati, Pak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus