Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta minta PT MRT Jakarta menyediakan lahan parkir di dekat stasiun dan bekerja sama dengan gedung-gudung di sekitar stasiun. Komisi B mengatakan ketersediaan lahan parkir penumpang transportasi publik (park and ride) sangat memengaruhi antusiasme masyarakat pengguna moda raya terpadu (MRT).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ingin soroti itu park and ride di ujung ke ujung stasiun MRT, hulu dan hilirnya. Ini sangat banyak dikeluhkan. Masyarakat dari ujung mau naik MRT, tempat parkirnya di mana,” kata Wakil Ketua Komisi B Taufik Azhar di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisi B menganggap perlu ketersediaan lahan park and ride seiring dengan jumlah penumpang MRT yang ditargetkan naik di 2023.
Taufik mengatakan, sejauh ini PT MRT Jakarta belum melengkapi banyak stasiun dengan park and ride. Hasilnya, banyak masyarakat enggan menggunakan MRT dan tetap menggunakan kendaraan pribadinya.
Selanjutnya, Wahyu Dewanto yang merupakan anggota Komisi B mengatakan kinerja pembangunan fasilitas MRT selama ini menunjukkan perkembangan pesat. Namun, fasilitas parkir minim perhatian.
“Park and ride-nya kecil sekali. Nggak ada sama sekali. Jangan hanya bangga membangun spot-spot kuliner tapi park and ride-nya di mana,” kata dia.
Ia meminta MRT mengatur gedung-gedung besar yang berada di kawasan stasiun MRT menyediakan tempat parkir. “Kita bantu nanti. Kita bisa minta PTSP untuk gedor untuk menunjang park and ride MRT dan tarifnya itu harus flat dan murah,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan, jumlah penumpang MRT per hari dari Lebak Bulus hingga Stasiun Bundaran HI di sepanjang 2022 mencapai 54.181 orang per hari.
Di 2023, PT MRT Jakarta menargetkan pencapaian jumlah penumpang 65.000 hingga 70.000 per hari.
Untuk park and ride, kata Tuhiyat, akan ada di depo Lebak Bulus. Meski hingga saat ini pembangunannya masih terkendala ketersediaan lahan. Lokasi park and ride tersebut telah sesuai dengan konsep transportasi massal di negara maju.
PT MRT Jakarta sengaja park and ride hanya disediakan di lokasi awal perjalanan penumpang. “Park and ride itu hanya ada di ujung ke ujung. Kenapa? Supaya orang naik transportasi publik,” ujar Tuhiyat.
Menurutnya, di negara maju park and ride juga berada di luar kota bukan di tengah kota. Di tengah kota, justru hotel-hotelnya dikurangi park and ride-nya. “Itu menuju kota modern seperti itu. Jadi kalau misalnya ada push dari pemerintah untuk mengurangi space parkir di tengah kota, itu akan jauh lebih baik,” ucapnya.