Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MACAN mati tinggalkan belang, Pram berpulang sisakan naskah segudang. Banyak sekali bentuknya. ”Dari catatan harian, butir-butir kontemplasi, naskah roman, sampai calon ensiklopedi,” kata Mujib Hermani dari Penerbit Lentera Dipantara. Naskah-naskah itu ditulis tangan, dengan mesin ketik, atau kliping artikel yang pernah dimuat di berbagai media. Mujib memang diberi kesempatan oleh Pram dan putrinya untuk menelusuri perpustakaan pribadi Si Bung dan menerbitkannya jika diperlukan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo