Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Terhindar Eksekusi Mati

Dituduh menyelundupkan senjata ke Hong Kong, ia terancam hukuman mati. Kesaksian di pengadilan San Francisco menyelamatkannya.

16 Agustus 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukuman mati sudah dijatuhkan. Pasukan penembak telah diberitahukan. Tinggal menunggu perintah, maka hari eksekusi akan ditetapkan. Takdir berkata lain. Eksekusi tak pernah terlaksana. Perjalanan hidup Ernest Douwes Dekker tak berakhir di depan regu tembak.

Menurut Douwes Dekker, batalnya hukuman mati pada 1918 itu berkat bantuan Jenderal Ridout, komandan tertinggi tentara Inggris di Singapura.

"Jenderal Ridout adalah seorang gentlemen, yang sering kali menolak menandatangani pelaksanaan hukuman mati. Karena dia menghormati watak orang lain. Saya bangga kepada musuh ini." Demikian sebuah catatan yang ditulis Douwes Dekker.

Tuntutan hukuman mati itu berawal ketika Douwes Dekker ditangkap tentara Inggris di Hong Kong. Ia dituduh menyelundupkan senjata ke wilayah jajahan Inggris itu. Meski tuduhan itu tak pernah terbukti, dia tetap dijatuhi hukum mati.

Pada Februari 1916, Douwes Dekker terlibat dalam kegiatan dengan orang-orang buangan dari India di Swiss. Ia lantas diminta pergi ke Istanbul, Turki, untuk menyebarkan pamflet bagi gerakan nasionalis India dan majalah Ghadar kepada penduduk India di Turki. Isinya: imbauan kepada orang-orang Islam supaya menentang kolonial Inggris. Tapi perjalanan itu gagal.

Tugas berikutnya adalah perjalanan ke Bangkok, Thailand, dengan misi yang sama. Pamflet itu juga hendak diselundupkan ke India dan San Francisco, Amerika Serikat. Sebelum berangkat, dia mengunjungi Amsterdam.

Di Belanda, dia diinstruksikan mendatangi konsulat Jerman. Di sana sudah ada beberapa pejabat Komite Hindu. Di situlah ia menerima uang untuk biaya perjalanan ke San Francisco dan Bangkok.

Orang-orang India buangan selama ini menjalin kerja sama dengan Jerman untuk menyelundupkan barang via Shanghai, Cina, ke Swatou, dekat Hong Kong. Barang-barang itu selanjutnya diangkut dengan kapal ke Bangkok. Douwes Dekker diminta mengikut rute itu.

Dari Shanghai, ia memilih singgah di Hong Kong ketimbang langsung ke Bangkok. Sial. Ia ditahan penguasa Inggris. Barulah belakangan diketahui bahwa mata-mata Inggris telah membuntutinya.

Ketika barang bawaannya digeledah, Douwes Dekker kedapatan membawa tiket ke Jawa. Diketahuilah bahwa ia tak berniat ke Bangkok. Perintah Komite Hindu tidak dilaksanakan. Dari Hong Kong, ia lantas dibawa ke Singapura.

Sebuah sumber mengatakan Douwes Dekker terhindar dari hukuman mati setelah memberi kesaksian dalam pengadilan di San Francisco pada Desember 1917. Dalam pengadilan terhadap anggota Komite Hindu, Partai Ghadar, dan beberapa perwakilan diplomatik Jerman di Amerika Serikat, Douwes Dekker melaporkan seluruh kegiatan mereka. Pengadilan itu dilaksanakan berkaitan dengan penyelundupan senjata pada 1915.

Atas perintah Jenderal Ridout itulah eksekusi hukuman mati bagi Douwes Dekker tak pernah dilaksanakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus