Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Terkini Metro: Tersangka Teroris Diduga Anggota FPI dan Jaksa Sidang Rizieq S2

Selain sidang Rizieq Shihab, penangkapan terduga teroris di Condet berinisial HH menjadi sorotan karena dia memiliki kartu tanda anggota FPI.

30 Maret 2021 | 15.39 WIB

Atribut FPI yang ditemukan di rumah terduga teroris di Condet, Jakarta Timur, saat dihadirkan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 29 Maret 2021. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Perbesar
Atribut FPI yang ditemukan di rumah terduga teroris di Condet, Jakarta Timur, saat dihadirkan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 29 Maret 2021. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah berita seputar penangkapan terduga teroris Condet dan sidang Rizieq Shihab menarik perhatian pembaca pada Selasa siang, 30 Maret 2021. 

Penangkapan terduga teroris di Condet berinisial HH menjadi sorotan karena dia memiliki kartu tanda anggota FPI serta beragam atribut serta buku dan VCD Rizieq Shihab. Bahkan dia beberapa kali mendatangi sidang Rizieq di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. 

Berikut rangkuman berita terkini metropolitan pada siang ini: 

1. Advokat FPI tanggapi dugaan tersangka teroris Condet anggota FPI 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tersangka teroris berinisial HH yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Condet, Jakarta Timur, terindikasi merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI). Dugaan ini muncul setelah Polda Metro Jaya menemukan barang bukti berupa atribut FPI seperti baju hingga kartu anggota pada saat penggerebekan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menanggapi kabar tersebut, kuasa hukum Rizieq Shihab yang juga mantan Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI Aziz Yanuar mengatakan baru mengetahui hal tersebut. "Belum kami cek," ujar Aziz singkat kepada Tempo, Selasa, 30 Maret 2021.

Barang bukti atribut FPI ditampilkan dalam konferensi pers terkait penggeledahan rumah terduga teroris, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 29 Maret 2021. Datasemen Khusus Densus Anti Teror Polri menangkap empat teroris di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Dalam pers release di Polda Metro Jaya kemarin, penyidik membeberkan beberapa barang bukti penangkapan terduga teroris Condet dan Bekasi. Di jejeran barang bukti itu terlihat beberapa bilah pedang serta buku dan atribut FPI, berupa selembar baju bertuliskan Laskar Pembela Islam dan dua kartu tanda identitas keikutsertaan di organisasi FPI. 

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran enggan berspekulasi lebih jauh soal dugaan keterkaitan FPI dengan kelompok teroris yang baru ditangkap itu. Sebab, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan. 

2. Tak mau disebut dungu dan pandir oleh Rizieq Shihab, JPU ungkap latar belakang pendidikan  

Jaksa penuntut umum menyoroti pemilihan diksi oleh Rizieq Shihab dalam eksepsinya terhadap dakwaan perkara kerumunan Petamburan. Dalam ekspesinya, mantan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu menyebut jaksa sangat dungu dan pandir.

Tim Jaksa penuntut Umum (JPU) menganggap Rizieq naif karena melontarkan kata-kata seperti itu. Kata seperti dungu dan pandir dinilai jaksa tak patut diucapkan oleh orang yang disebut-sebut sebagai panutan umat.

Untuk menunjukkan kompetensinya dalam membuat dakwaan, jaksa mengungkap latar belakang pendidikannya. "Kami intelektual yang terdidik dengan predikat rata-rata Strata dua dan berpengalaman puluhan tahun di bidangnya," ucap jaksa penuntut umum.

3. Munarman angkat bicara soal temuan kartu anggota FPI di rumah tersangka teroris Condet   

Eks petinggi FPI Munarman menuding apa upaya framing dengan mengaitkan penangkapan terduga teroris di Condet dan FPI. Framing tersebut, menurut Munarman, untuk melabelisasi organisasi yang didirikan Rizieq Shihab itu sebagai organisasi teroris. 

Baca juga: Polisi Periksa Keterkaitan FPI dengan Terduga Teroris Condet

Munarman menyebut tujuan dari framing tersebut agar segala tindak pembunuhan terhadap anggota FPI diwajarkan oleh masyarakat. "Supaya kalau nanti saya mati ditembak di jalan, digerebek, orang bakal bilang "ya udah lah, dia teroris juga, ga apa-apa". Itu aja tujuan operasi media ini," kata kuasa hukum Rizieq Shihab itu. 


close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus