Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan 3 cara menciptakan hujan buatan untuk menghalau polusi udara Jakarta.
Baca: Atasi Polusi Udara Jakarta, Anies Setuju Hujan Buatan Juli Ini
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto menyatakan, tiga skenario modifikasi cuaca itu akan dipilih sesuai kondisi cuaca pada bulan ini.
"Pertama, penyemaian awan dengan garam NaCL," kata Seto dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 5 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyemaian awan, papar Seto, akan dilakukan saat ada awan potensial agar turun hujan di wilayah Jakarta. Dengan begitu, polutan di atmosfer dan upwind dapat terbilas air hujan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apabila tak ada awan potensial, BBTMC bakal menggunakan metode kedua dengan menghilangkan lapisan inversi. Caranya melakukan semai pada lapisan inversi atau lapisan atmosfer pada ketinggian 20-50 kilometer di atas permukaan laut, menggunakan dry ice. Tujuannya agar lapisan menjadi tak stabil.
"Lapisan inversi ini menjadi salah satu penghalang bagi polutan untuk terbang secara vertical sehingga polutan terakumulasi di permukaan hingga di bawah lapisan inversi,” ujar Seto.
Cara ketiga dengan menyemprotkan air (water spraying) menggunakan alat Ground Mist Generatory. Pada cara ini, BPPT bakal menyemprotkan air menggunakan pesawat ke arah atmosfer di 10 lokasi upwind. "Air yang disemprotkan bertujuan untuk mengikat polutan yang ada,” ucap Seto.
Baca: Digugat Perkara Polusi Jakarta, Anies Tambah Alat Pengukur Kualitas Udara
Kepala BPPT Hammam Riza menyatakan, modifikasi cuaca dengan menciptakan hujan buatan itu direncanakan berjalan pada pertengahan Juli 2019. "Gubernur DKI Jakarta sudah beri lampu hijau dan meminta agar TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) dilaksanakan paling cepat setelah tanggal 10 Juli dan paling lambat sebelum periode anak sekolah masuk pasca libur," kata Hammam.