Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Operasi Modifikasi Cuaca Kawal Masa Liburan di Jakarta sampai 31 Desember

Operasi modifikasi cuaca dilakukan oleh BMKG yang tidak hanya mengerjakannya untuk kepentingan Jakarta.

26 Desember 2024 | 14.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung memadati pelataran Monumen Nasional (Monas) yang tutup saat liburan Maulid Nabi Muhammad, Jakarta, Senin, 16 September 2024.Berdasarkan laman resmi Instagram Monas, pada tanggal 16 September Monas tutup sehubungan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. TEMPO/Ilham Balindra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta telah melalui tahap tiga operasi modifikasi cuaca mengantisipasi bencana hidrometeorologi saat libur Natal dan Tahun Baru. Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, langkah ini juga untuk mencegah terjadinya bencana banjir akibat hujan lebat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tahap tiga terdiri dari tiga kali penerbangan dengan pesawat Britten Norman BN2T, kode registrasi PK WMN. Pesawat akan menebar garam NaCI atau Natrium Klorida seberat 800 kilogram pada ketinggian 10 ribu kaki. Bahan tersebut untuk membantu meminimalisir potensi hujan lebat yang akan mengguyur wilayah Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Subkelompok Urusan Pengendalian dan Operasi BPBD Jakarta Muhamad Thoufiq Hidayatuloh menambahkan, modifikasi cuaca dilakukan sampai 31 Desember 2024. “Total penyemaian NaCI tergantung jumlah penerbangan,” tuturnya, Rabu 25 Desember 2024.

Operasi modifikasi cuaca dilakukan oleh BMKG yang tidak hanya mengerjakannya untuk kepentingan Jakarta. Modifikasi cuaca, yang juga dikenal sebagai operasi hujan buatan, juga dilakukan di wilayah lain memiliki potensi bencana tinggi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, hujan intensitas tinggi yang terjadi pada akhir tahun kerap menyebabkan gangguan pada infrastruktur, sehingga langkah ini diharapkan bisa memastikan keselamatan perjalanan. “Ini merupakan langkah mitigasi yang kami ambil untuk mengendalikan curah hujan, meminimalkan dampak bencana, dan melindungi keselamatan masyarakat,” ujar Dwikorita.

Dalam operasinya, BMKG mengupayakan agar lokasi dan intensitas hujan tidak terjadi bertumpuk di wilayah rawan bencana. Tetap, Dwikorita mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama di wilayah rawan bencana. 

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus