Tiga Pelaut Indonesia Diadili

BUKAN cuma para imigran gelap yang diperangi pemerintah Australia. Orang-orang yang membantu pendatang haram itu pun ditindak tegas. Pekan lalu, tiga pelaut asal Indonesia dan seorang remaja di bawah umur dihadapkan ke persidangan di Perth, Australia Barat. Mereka didakwa membawa, mengorganisasikan, dan memfasilitasi orang-orang yang akan menjadi imigran gelap di Australia. Para terdakwa itu adalah Bastian Disun, 32 tahun, Nordames Nordin, 31 tahun, dan Aldo Benjamin, 21 tahun. Sedangkan satu terdakwa lagi tak disebutkan identitasnya karena masih di bawah umur. Mereka diajukan ke pengadilan berkait dengan upaya penyelundupan 434 orang yang mengaku sebagai pencari suaka politik—sebagian besar berasal dari Afganistan—akhir Agustus lalu. Kasus penyelundupan yang gagal itu sempat menimbulkan sedikit ketegangan antara pemerintah Indonesia dan Australia. Pemerintah Australia menolak para pencari suaka itu masuk ke wilayahnya, sementara Indonesia juga menyatakan imigran gelap bukan urusannya. Para imigran itu terkatung-katung di atas kapal Tampa, sebuah kapal barang berbendera Norwegia yang menyelamatkannya dari kapal kecil Indonesia yang karam. Urusan para imigran itu memang sudah usai setelah ada negara ketiga yang mau menampung mereka. Tapi nasib keempat terdakwa itu masih bergantung pada hakim di Perth. Leanika Tanjung, Dwi Wiyana