Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tips Mengatasi Sakit Kepala pada Ibu Hamil Tanpa Obat-obatan

Ada beberapa jenis obat sakit kepala yang tidak disarankan untuk ibu hamil. Jadi, selain berkonsultasi dengan dokter, atasi dengan cara ini.

7 Oktober 2019 | 22.10 WIB

Ilustrasi perawatan kulit ibu hamil. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi perawatan kulit ibu hamil. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei menyebutkan 39 persen ibu hamil mengalami sakit kepala, dari ringan hingga berat. Meski tidak nyaman, ibu hamil sebaiknya tidak sembarangan minum obat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada banyak cara untuk mengatasi sakit kepala tanpa obat-obatan, misalnya lebih banyak tidur, istirahat, dan relaksasi, makan secara teratur dengan mengonsumsi asupan bergizi seimbang, minum banyak air agar tetap terhidrasi, dan meletakkan kompres dingin di belakang leher.

Anda juga bisa mandi air hangat, pijat leher dan bahu, melakukan aktivitas fisik secara rutin, seperti berjalan-jalan di sekitar rumah, dan menghindari stres. Melakukan terapi biofeedback yang dapat membantu mengendalikan fungsi tubuh tertentu, seperti ketegangan otot, detak jantung, dan tekanan darah untuk mencegah atau mengurangi sakit kepala. Tindakan ini dapat dilakukan oleh fisioterapis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika sakit kepala tak kunjung sembuh atau bahkan semakin parah, segera periksakan diri Anda ke dokter. Penanganan yang tepat dan cepat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya masalah yang lebih serius, terutama pada kehamilan Anda.

Umumnya sakit kepala saat hamil tidak berbahaya, namun pada sebagian kasus bisa mengindikasikan adanya bahaya. Ketika sakit kepala disertai dengan pusing, penglihatan kabur atau blind spot, maka Anda harus mulai waspada dan menghubungi dokter karena kondisi tersebut merupakan tanda dari preeklampsia.

Ibu hamil yang terkena preeklampsia mengalami sakit kepala menyerupai migrain yang berdenyut, mual, dan peka terhadap cahaya atau suara. Jika preeklampsia semakin parah, kondisi ini bisa menyebabkan masalah hati dan jumlah trombosit menjadi rendah hingga menyulitkan proses pembekuan darah.

Bahkan, preeklampsia juga dapat berkembang menjadi eklampsia  yang bisa menyebabkan kejang, kebutaan ataupun koma. Ini tentu dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin.

Selain itu, jika sakit kepala parah timbul secara tiba-tiba disertai dengan mati rasa, nyeri dada, mulas, pembengkakan atau demam, segera cari pertolongan medis. Sebab, ini dapat menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan Anda.

Akan lebih baik jika Anda selalu berkonsultasi pada dokter ketika terjadi suatu gejala yang tidak biasa selama kehamilan.

SEHATQ

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus