Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi Kanjuruhan jatuh korban jiwa setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Korban meninggal tercatat 131 orang akibat aksi polisi menembakkan gas air mata berkali-kali ke tribune penonton.
Bahaya efek gas air mata
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gas air mata mengandung zat 2-chlorobenzylidenemalononitrile. Mengutip Science Direct, 2-chlorobenzylidenemalononitrile atau CS salah satu kandungan gas air mata yang umum digunakan di dunia. Biasanya sering digunakan oleh militer dan aparat penegak hukum sebagai metode pengendalian individu dan massa.
Banyak jenis gas air mata telah diproduksi dengan efek mulai dari iritasi mata hingga muntah. Sekitar 15 jenis gas air mata berbeda telah diuji di seluruh dunia. CS tergolong zat kimia yang umum, karena efeknya yang kuat.
Efek CS terhadap seseorang tergantung paparan, misalnya larutan atau aerosol. CS bereaksi dengan kelembapan di kulit dan mata menyebabkan sensasi terbakar. Paparan zat kimia itu memaksa kondisi mata terus tertutup.
Aerosol 2-chlorobenzylidenemalononitrile sebagai bubuk dengan partikel mikroskopis iritan kuat yang melekat, terutama di selaput lendir lembap dan kulit. Mata organ paling sensitif dalam pengendalian kerusuhan karena 2-chlorobenzylidenemalononitrile menyebabkan epifora, blepharospasm, sensasi terbakar, dan masalah penglihatan.
Kondisi batuk, peningkatan sekresi lendir, sakit kepala parah, pusing, sesak napas, reaksi kulit, dan air liur berlebihan. Timbulnya gejala terjadi dalam 20 detik hingga 60 detik.Jika individu yang terpapar ditempatkan di udara segar, biasanya efeknya akan berkurang setelah 30 menit.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.