Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Titi Dwijayati atau akrab disapa Titi DJ, 51 tahun, tengah menikmati waktunya sebagai ibu dari keempat anaknya yang sudah beranjak dewasa. Sebagai orang tua tunggal, Titi DJ mengaku sempat keras dalam mendidik anak-anak. Namun ketiga putrinya justru menganggap ibunya adalah sosok yang menyenangkan dan suportif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Titi DJ menikah tiga kali, yakni dengan Bucek Depp, Andrew Hollis Dougharty, dan Ovy /rif. Dari pernikahan dengan Bucek, Titi DJ mendapatkan tiga buah hati, yakni si kembar Salmaa Chetizsa Muchtar dan Salwaa Chetizsa Muchtar, 22 tahun, serta Daffa Jenaro Muchtar, 20 tahun. Sedangkan dari pernikahan kedua, Titi DJ dianugerahi seorang putri bernama Stephanie Poetri Dougharty, 17 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memiliki anak yang beranjak dewasa menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sebagian orang tua, tapi Titi DJ mengaku tidak demikian. Menurutnya, adalah hal normal jika anak-anak yang beranjak remaja lebih memilih bermain dengan temannya dibanding orang tuanya. Sebagai orang tua, Titi DJ tidak ingin dikenal sebagai orang tua yang kaku dan saklek.
Baca juga:
Anak Sering Curhat dengan Teman, Ini yang Dilakukan Titi DJ
Luncurkan Mengapa Rindu, Titi DJ Gandeng Yura dan Glen
“Sekarang anak-anak saya ada pada tahap remaja menuju dewasa, sedang menikmati waktu bersama teman-temannya. Maka, ya, sudah, biarkan saja. Toh, memang sedang masanya mereka bermain. Saya itu bukan orang tua yang kaku dan saklek karena saya juga pernah menjadi anak-anak dan remaja,” kata Titi DJ.
Meski tidak ingin menjadi orang tua yang kaku, Titi DJ mengaku tetap menerapkan perilaku disiplin kepada anak-anaknya. Baginya, perilaku disiplin adalah bekal dasar yang wajib dimiliki anak-anak. Pengajaran tersebut diberlakukan dengan tegas hingga Titi DJ menganggap dirinya cukup galak kepada anak-anaknya.
“Dulu, saya itu cenderung galak ke anak-anak karena saya ingin anak-anak disiplin. Misalnya magic words seperti terima kasih, minta maaf, minta tolong, itu hal dasar dan utama yang saya ajarkan dan akhirnya menjadi bekal mereka. Makanya, ketika mereka sudah bertambah besar, saya tidak perlu lagi terlalu galak karena mereka sudah paham. Sudah tahu mana yang benar dan yang salah. Mereka sudah harus bertanggung jawab dengan pilihan mereka,” ujarnya.