Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Toa Masjid Bisa Jadi Alternatif Peringatan Banjir Jakarta

BPBD DKI Jakarta akan mempertimbangkan penggunaan toa masjid untuk membantu peringatan dini banjir Jakarta.

16 Januari 2020 | 12.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pengeras suara masjid. Dok. TEMPO/ Bernard Chaniago

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta akan mempertimbangkan penggunaan toa di masjid untuk membantu peringatan dini banjir Jakarta. "Akan jadi masukan dan bahan evaluasi kami. Karena kami ingin masyarakat lebih aman dari banjir," ujar Kepala Pusat dan Informasi BPDB DKI, Muhamad Insyaf, saat dihubungi, Kamis, 16 Januari 2020.

Insyaf mengatakan BPBD bisa membuat imbauan kepada ketua rukun tetangga atau rukun warga di kawasan rawan banjir untuk menggunakan toa-toa masjid mengumumkan peringatan dini banjir kepada warga. "Menurut saya memang bisa efektif juga toa-toa masjid selain dari cara-cara yang sudah BPBD tempuh," ujarnya.

Ia menyebutkan saat ini BPBD DKI telah menyiapkan beberapa cara peringatan banjir kepada warga DKI Jakarta. Peringatan itu mulai dari menyebar pesan singkat (SMS blast), pesan di WhastApp grup di kelurahan-kelurahan hingga peringatan dini dengan pengeras suara atau Disaster Warning Sistyem (DWS).

Insyaf menyebutkan saat ini BPBD DKI telah memiliki 14 DWS di kawasan rawan banjir. Tahun ini kata dia, BPBD akan menambah DWS baru di enam kelurahan, yaitu di Bukit Duri, Kebon Baru, Kedaung Kali Angke, Cengkareng Barat, Rawa Terate, dan Marunda.

Insyaf menyebutkan untuk pembangunan enam DWS DKI telah menyiapkan anggaran Rp 4,03 miliar. "Rp 4.03 milyar untuk DWS sesuai dengan harga yang ada di e-budgeting Pemprov DKI," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rencana Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan info siaga banjir melalui pengeras suara atau toa mendapat kritik keras dari anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana. William mengatakan cara itu merupakan kemunduran dalam sistem peringatan bencana di Ibu Kota. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya melihat sistem ini mirip seperti yang digunakan pada era Perang Dunia II. Seharusnya Jakarta bisa memiliki sistem peringatan yang lebih modern,” ujar William. 

TAUFIQ SIDDIQ | JULNIS FIRMANSYAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus