Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melibatkan Koperasi Angkatan Udara (Puskopau) Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dalam program transportasi murah OK-Otrip sejak Senin lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Operator Puskopau beroperasi untuk rute Cawang UKI-Lubang Buaya," kata Kepala Humas Transjakarta, Wibowo, kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Wibowo, pada tahap pertama ini sekitar 20 mobil angkutan kota (angkot) Puskopau dioperasikan untuk rute Cawang UKI-Lubang Buaya. Wibowo mengatakan rute ini akan melewati Padang Golf Halim-SMP 128-SMU 67- Kelurahan Halim-SMU 9-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional-hingga Cawang di depan Universitas Kristen Indonesia (UKI). Tak menutup kemungkinan bakal ada penambahan armada lagi.
Dengan beroperasinya rute baru Cawang UKI-Lubang Buaya, trayek OK-Otrip kini menjadi sepuluh. Rute tersebut antara lain Kampung Melayu-Duren Sawit, Lebak Bulus-Pondok Labu, Grogol-Tubagus Angke, Semper-Rorotan, dan Kampung Rambutan-Pondok Gede. Dalam tahap uji coba ini, Wibowo menuturkan, penumpang gratis naik angkot.
Dengan bergabungnya Puskopau, kini jumlah koperasi yang aktif dalam OK-Otrip menjadi tiga dari 11 koperasi yang ditargetkan. Koperasi angkot yang lebih dulu bergabung adalah Budi Luhur dan Koperasi Wahana Kalpika (KWK). Koperasi-koperasi lain belum bersedia bergabung dengan alasan tarif pembayaran OK-Otrip yang ditetapkan oleh Transjakarta tak menguntungkan.
Wibowo menerangkan, Transjakarta menerapkan tarif Rp 3.793 per kilometer kepada Puskopau. Dia menilai tarif itu sesuai dengan hitungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sedangkan koperasi yang belum bersedia bergabung, menurut dia, ingin melihat kemungkinan keberhasilan OK-Otrip, bukan tak cocok tarif. "Memang ada operator yang ingin melihat pelaksanaan OK-Otrip terlebih dulu."
Petrus Tukimin, pemilik Koperasi Kolamas, menilai tarif yang ditawarkan Transjakarta sebesar Rp 3.793 merugikan pengusaha. "Kami mintanya Rp 4.100," ujarnya. Menurut Petrus, masalah tarif masih dievaluasi oleh Badan Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Provinsi DKI. DEVY ERNIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo