9 Pebruari -- Karena bukan peserta Pemilu, maka pers tidak
perlu ikut berkampanye. Kalau dulu pers dicantolkan pada
kotak-kotak yang ada, kini hal itu tak ada lagi" kata Menpen
Mashuri dalam pertemuan PWI dengan para pemimpin Redaksi seluruh
Indonesia di Jakarta. "Dalam masa kampanye pers dapat menjadi
wasit sedang dalam Pemilu hendaknya menyampaikan tujuan dan
penyelenggaraannya, hingga Pemilu dapat membudaya", tambah
Menpen.
Dalam kesempatan yang sama, Kas Kopkamtib sekali lagi menyerukan
pedunya keterbukaan hubungan. Kali ini antara pers dengan
Laksusda. Mengharap agar keterbukaannya diikuti oleh
daerah-daerah, sampai-sampai Sudomo memberikan nomor telepon,
kantor maupun rumahnya, supaya mudah dihubungi pers. Ia juga
menyatakan bahwa tak ada berita yang tak boleh disiarkan, asal
itu fakta. "Dan jangan diberi komentar, sebab komentar letaknya
di tajuk rencana", katanya.
Dalam pertemuan dengan PWI dan para Pemred di Istana Negara,
Presiden Soeharto menjelaskan bahwa pers dapat digunakan oleh 3
peserta Pemilu untuk menjelaskan aspirasi masing-masing. Tanpa
menjelaskan apakah hal itu berarti pers boleh terlibat dalam
kampanye, Presiden mengingatkan agar pers juga menahan diri.
Sebelum Presiden menyampaikan sambutan, Ketua Pelaksana Harian
PWI Harmoko membacakan "Kebulatan Tekad PWI" untuk mensukseskan
Pemilu.
Sementara itu konsensus tertulis telah ditandatangani oleh
pengurus PWI dan Jaksa Agung. Isinya: pemanggilan dan tindakan
hukum terhadap wartawan yang menyangkut delik pers hanya
dilakukan oleh kejaksaan. Konsensus semacam itu sebelumnya
pernah disepakati secara lisan tapi di beberapa daerah telah
dilanggar. Menanggapi konsensus itu. Kas Kopkamtib Sudomo
menyatakan, Laksusda akan menghormati konsensus tersebut
meskipun tetap memungkinkan adanya pemanggilan oleh Laksusda
dalam pengertian "kontak komunikasi dan tukar pendapat".
Pertemuan PWI dan para Pemred seluruh Indonesia akhirnya
berpuncak pada ulang tahun ke 31 PWI, 9 Pebruari di Balaikota
DKI. Dalam kesempatan ini telah disematkan Pena Emas kepada
Mayjen. Harsono Reno Utomo (56 tahun), bekas Sekjen Deppen,
pimpinan LKBN Antara dan Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika
Deppen. Selain itu juga disampaikan piagam penghargaan kepada
wartawan tua Sayuti Melik (69 tahun), Alex Mendur yang sejak
1930 menjadi wartawan foto dan hingga kini masih aktif memimpin
IPPHOS. Juga kepada Kapten (U) Sabirin yang menemukan kata
"anda" sebagai pengganti "you".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini