Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Waktu yang Tepat untuk Liburan bagi Ibu Hamil

Selain waktu, dokter juga mengingatkan agar ibu hamil memilih tempat liburan yang tepat dan memperhatikan kondisi komplikasi.

15 Desember 2022 | 22.00 WIB

Ilustrasi ibu hamil berdiri di antara pepohonan. unsplash.com/Ryan Franco
Perbesar
Ilustrasi ibu hamil berdiri di antara pepohonan. unsplash.com/Ryan Franco

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki musim liburan, banyak yang sudah memiliki rencana untuk mengunjungi tempat-tempat menyenangkan. Tapi bagaimana dengan ibu hamil, amankah melakukan perjalanan jauh?

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Universitas Indonesia Cherysa Rifiranda, mengatakan bahwa ibu hamil pun boleh berlibur asalkan waktunya tepat. Waktu yang aman bagi ibu hamil pergi liburan adalah saat usia kehamilan 14 sampai 28 minggu.

"Selama rentang waktu tersebut, energi ibu hamil telah kembali, mual di pagi hari sudah membaik atau hilang, dan ibu masih dapat beraktivitas dengan mudah," kata anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu dalam media briefing yang digelar daring oleh Klinik Bamed diikuti di Jakarta, Kamis, 15 Desember 2022. 

Jika berlibur menggunakan moda transportasi kapal laut misalnya, ibu dengan usia kehamilan masih di bawah 14 minggu, berisiko mual dan muntah karena pergerakan kapal.

"Kemudian kalau di atas 28 minggu, kalau ada hal darurat tentu akan lama menuju darat untuk mendapatkan penanganan secepatnya," kata dia.

Baca juga: Cara Mengatasi Morning Sickness, Hindari Makanan Berlemak dan Tidur Cukup

Namun, Cherysa mengatakan usia kehamilan bukan satu-satunya yang menentukan apakah ibu hamil dapat pergi berlibur dengan aman atau tidak. Kondisi lain seperti komplikasi, tentu membuat ibu hamil tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan.

"Ibu hamil yang mengalami komplikasi saat kehamilan tidak dianjurkan melakukan traveling karena dikhawatirkan akan memperburuk kondisi sang ibu hamil dan janin," katanya.

Ia menambahkan, kondisi lain yang dapat menghalangi ibu hamil untuk melakukan perjalanan adalah jika memiliki risiko kelainan medis, kelainan obstetri, dan melakukan perjalanan ke daerah yang berbahaya.

"Kelainan medis itu seperti kelainan jantung, diabetes, anemia berat, dan lain-lain. Kalau obstetri seperti ada riwayat keguguran, riwayat pemeriksaan leher rahim yang tipis, kehamilan di luar rahim, riwayat kelahiran prematur, riwayat pendarahan selama kehamilan, kehamilan kembar, kehamilan pertama di atas 35 tahun atau di bawah 15 tahun," ujar Cherysa.

Adapun 
daerah berbahaya yang dimaksud Cherysa di antaranya ketinggian di atas 12 ribu kaki dan lokasi endemi virus.

Ia pun memberikan beberapa tips agar perjalanan liburan ibu hamil menjadi aman dan nyaman, yaitu dengan tetap menjaga kesehatan dengan memenuhi kecukupan nutrisi dan cairan, menggunakan pakaian yang longgar dan sepatu yang nyaman, membuat perjalanan yang terencana, membuat rencana jika terjadi kegawatdaruratan medis, serta memahami tanda-tanda bahaya kehamilan.

ANTARA

Baca juga: 
Terlambat Diagnosis, Kehamilan Ektopik Bisa Mengancam Jiwa Ibu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus