Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Pemerintah Kota Jakarta Utara membangun jembatan penghubung antara kampung Luar Batang dan kampung Akuarium disambut baik oleh warga setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Udin, 72 tahun, warga kampung Akuarium menyebut jembatan itu akan mempermudah akses warga. "Warga pasti akan senang, karena kalau lewat sana (menunjuk tanggul) atau menggunakan getek akan jauh mutar," kata dia saat ditemui Tempo di kampung Akuarium, Penjaringan, Selasa, 10 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Udin, dengan dibangunnya jembatan itu, warga kampung Luar Batang dan Akuarium lebih mudah menyebrang. Warga juga bisa lebih hemat biaya dan aman. "Pakai getek kan bayar ya, meskipun Rp 2.000 tapi kalau ada jembatan akan lebih aman," ujarnya.
Dari pantauan Tempo, antara kampung Luar Batang dan kampung Akuarium dipisahkan oleh sungai. Jika ingin menyebrang, terdapat satu getek dan tanggul sungai yang tidak memiliki pegangan untuk menyeberang.
Selain mempermudah akses, Udin mengatakan jembatan itu bisa meningkatkan penghasilan kedua kampung. Sebab, selama ini memang banyak warga dari luar Jakarta yang berkunjung ke kampung Luar Batang untuk berziarah.
"Dulu ada jembatan besi selalu ramai orang lewat jembatan menuju ke Luar Batang, karena di sana orang pergi ziarah. Di sini banyak yang parkir mobil jadi kita kebagian parkirnya," kata Udin.
Sementara itu, Yahya, warga Luar Batang mengatakan sebelumya kampung Akuarium memiliki jembatan besi penghubung menuju Luar Batang. Namun setelah penggusuran yang terjadi pada 2016, jembatan itu juga diputus.
Akhirnya, warga menggunakan getek jika ingin mendatangi Luar Batang. Begitu juga sebaliknya. "Kalau mutar juga jauh. Ada kurang lebih tiga kilometer karena harus mutar lewat Jalan Pakin ke Gedong Panjang baru ke Luar Batang," ujar Yahya.
Saat proyek pembangunan tanggul, Yahya mengatakan warga Luar Batang dan kampung Akuarium sempat memohon kepada kontraktor agar membangun jembatan. Namun kontraktor itu tidak bisa mengabulkan permohonan mereka karena tidak ada dana yang bisa dialokasikan untuk pembangunan jembatan.
Sebagai solusi, kontraktor itu membangun tanggul itu cukup rendah sehingga bisa dilalui warga Luar Batang atau kampung Akuarium. "Kalau lewat tanggul itu kan juga tidak terlalu aman, bisa nyemplung karena memang tidak ada pagar pengaman samping kanan kirinya," kata Yahya.