Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mertua Tak Mau Mengekang Saya

Menantu Presiden Joko Widodo, Muhammad Bobby Afif Nasution, menjelaskan langkahnya dalam pemilihan Wali Kota Medan dan rencananya setelah terpilih. Bobby juga menceritakan respons mertuanya ketika ia menyampaikan rencananya meniti karier politik.

 

13 Juni 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bobby Nasution melakukan teleconfrence dengan tenaga medis dari Pusat Kesehatan Masyarakat Medan, 21 Maret 2020. Facebook Official Bobby Nasution

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Afif Nasution, ingin menjadikan Medan sebagai kota perdagangan.

  • Jokowi sempat menyarankan Bobby menekuni bisnis ketimbang terjun ke politik.

  • Berjanji meninggalkan bisnis jika terpilih.

BERSIAP maju menjadi calon Wali Kota Medan pada akhir tahun ini, menantu Presiden Joko Widodo, Muhammad Bobby Afif Nasution, bersafari ke sejumlah ketua umum partai politik untuk mendapatkan tiket pencalonan. Menurut Bobby, mertuanya sudah merestui langkah politiknya tersebut. “Mau bisnis boleh, mau politik juga boleh,” kata Bobby mengutip ucapan Jokowi. “Yang terpenting memberikan manfaat kepada masyarakat.” Melalui Samuel Nababan, anggota tim pemenangannya, Bobby menjawab pertanyaan secara tertulis yang diajukan wartawan Tempo, Raymundus Rikang, pada Sabtu, 13 Juni lalu. 


Apa yang mendorong Anda maju menjadi calon Wali Kota Medan?
Saya sadar bahwa Medan perlu anak-anak muda yang peduli terhadap kota dan warganya. Banyak masalah yang belum bisa teratasi di sini. Saya rasa keputusan maju menjadi Wali Kota Medan adalah panggilan untuk berbuat dan menyelesaikan masalah bersama-sama.

Apa yang akan Anda buat jika nanti terpilih?
Kami ingin identitas asli Medan sebagai kota para saudagar atau kota perdagangan bisa terangkat kembali. Ciri khas perkotaan itu akan memberikan kesejahteraan untuk masyarakat.

Apakah konsep semacam itu bisa diterima warga Medan?
Perubahan untuk Medan bukan keinginan saya pribadi, melainkan seluruh masyarakat. Maka saya membuat gerakan bertajuk #KolaborasiMedanBerkah. Kegiatan tersebut mengajak warga berkolaborasi dan mencari solusi bersama atas problem di Medan. Saya akan menyerap ide dan masukan dalam gerakan itu jika nanti terpilih.

Sejauh mana mertua Anda memberikan restu soal pencalonan?
Bapak dan ibu mertua saya adalah orang tua yang tak mau mengekang anak dan menantunya. Beliau memberikan kemerdekaan kepada kami untuk memilih mau menjadi apa.

Bagaimana respons Jokowi dan Iriana saat Anda menyatakan ingin ikut pemilihan Wali Kota Medan?
Beliau menyampaikan, “Mau bisnis boleh, mau politik juga boleh. Satu hal terpenting adalah kamu harus memberikan manfaat untuk masyarakat.”

Seberapa sering Anda membahas pencalonan di Medan dengan mertua Anda?
Kami tak pernah membahas pilkada. Ketika kami bertemu, beliau hanya memberikan wejangan dan nasihat agar saya menjadi orang yang bisa membantu masyarakat.

Kami mendapat informasi bahwa Jokowi sempat menyarankan Anda berfokus menekuni bisnis ketimbang terjun ke politik.
Benar. Waktu itu, beliau mengatakan demikian karena saya masih membangun bisnis. Tapi, setelah saya memutuskan ingin meniti karier politik, tak ada penolakan sama sekali dari beliau. Bapak mertua saya cuma berpesan agar saya menjadi diri sendiri dan banyak belajar, sabar, serta tetap rendah hati.

Jika terpilih, Anda akan meninggalkan bisnis?
Sudah ada aturan bagi pejabat publik bahwa bisnis yang dijalankan untuk kepentingan pribadi tak boleh dilakukan. Saya juga akan memegang komitmen itu.

Anda sudah bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Apa saran mereka untuk Anda?
Saat saya bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Pak Prabowo Subianto, beliau berpesan agar saya membangun komunikasi politik di tingkat lokal. Ketika saya berjumpa dengan Ketua Umum Golkar Pak Airlangga Hartarto, beliau memberikan saran soal kontribusi anak-anak muda bagi daerah.

Sejauh mana pertemuan politik itu memperkuat sinyal dukungan partai untuk Anda?
Soal dukungan, saya menyerahkan keputusan kepada partai politik terkait. Yang penting, saya sudah memaparkan visi, misi, dan program yang akan saya kerjakan jika terpilih menjadi Wali Kota Medan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Raymundus Rikang

Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai redaktur di Desk Nasional majalah Tempo. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus