Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Yang lari dan cari tempat

Di australia banyak orang vietnam diterima menetap. mereka diajar bahasa inggris dan ditampung di hotel menjelang dapat kerjaan. australia, selain itu merupakan tempat pelarian orang-orang politik. (lk)

22 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI hostel, di luar kota Sydney. Pada menu yang terpampang dalam empat bahasa: Inggeris, Perancis, Sepanyol dan Vietnam itu ada tertulis nasi kare. Di meja-meja yang masih kosong (karena jam makan siang masih satu jam lagi) ada saus tomat pedas. "Meja ini buat orang-orang Itali", ujar pengantar. Di sudut yang lain, cabe rawit yang telah diacar. "Ini buat orang-orang Vietnam", Di kompleks yang mempunyai pelataran dan gedun-gedung yang luas, terapat juga taman kanak-kanak. Bagi anak-anak di bawah 5 tahun, setelah minum teh -- kebiasaan orang Inggeris--jam 10 pagi, harus tidur. Di situ berkumpul anak dari berbagai warna dan bahasa. Yang tadinya makan nasi dilatih untuk menelan roti dan susu. Di gedung lain, adalah tempat tinggal mereka, orang-orang yang akan menetap di Australia. Biarpun tidak mewah, paling tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup. Memang ada beberapa kamar yang rapi dan jorok, tentu harus mereka sendiri yang membersihkannya. Di gedung dekat kantor, ada beberapa kelas bahasa Inggeris. Kebetulan yang sibuk kursus Inggeris adalah para pengungsi Vietnam, yang berdasarkan rasa kemanusiaan, ditolong dan diterima di bumi Australia.Kalau ditanya apa alasan mereka meninggalkan tanah airnya, jawaban mereka cuma satu: "Toi so Cong San" (saya takut komunis). Biasanya lantas diakhiri dengan ucapan: "Toi thich duoc o Uc Dai Loi', saya senang tinggal di Australia. Cina Makan Cina Australia bukannya menghapus peraturan imigrasinya dengan diterimanya orang-orang Vietnam. Australia yang memang mengirim tentaranya untuk memerangi Komunis di Vietnam telah menerima 1.100 orang pengungsi dari Indo Cina, sesaat setelah Saigon jatuh. Beberapa ratus lagi secara bergelombang akan datang di bulan-bulan mendatang. Mereka kemudian ditempatkan di hostel-hostel di Sydney dan Melbourne. Dengan tidak mengabaikan kebiasaan hidup mereka, selama setengah tahun mereka diajarkan cara hidup di tanah yang baru. Biasanya, sebelum jangka waktu tersebut, banyak keluarga yang lantas keluar dari hostel, demikian dia mendapatkan sebidang tanah atau pekerjaan di kota. Dewasa ini penduduk Australia 13 juta lebih sedikit, sehingga benua yang besar itu,rata-rata kepadatan penduduknya hanya 2 km2 per orang. Benua yang 200 tahun yang lalu merupakan penjara bagi 772 orang tahanan dan keluarganya ini, setelah ditemukannya emas, merupakan tanah harapan untuk mencari nasib hidup yang lebih baik. Juga tempat yang aman bagi pelarian-pelarian semacam Charles Biggs si perampok besar dari Inggeris, atau anggota Parlemen (juga Inggeris) yang minggat seperti Stonehouse. Karena itulah, sulit bagaimana caranya memberantas para penetap gelap (kini diperkirakan 25.000-orang), yang nongkrong di situ sekitar 5 tahunan. Disinyalir sebagian besar adalah pemuda-pemuda Amerika yang menolak milisi dan enggan untuk divietnamkan. Dari Asia, jumlah yang terbesar adalah dari Pilipina setelah Marcos mengumumkan UU Darurat Perang. Tapi umumnya penetap gelap yang berasal dari Asia tidurnya lebih terganggu kalau dibanding mereka yang berasal Eropa. Bukan saja karena rupa yang berlainan, tapi peraturan yang lebih ketat lebih mengancam keselamatan mereka tinggal di sana. Sehingga penetap gelap ini akan tetap gelap masa depannya, biarpun Fraser telah memberi amnesti 8.476 orang penetap gelap (dan baru 3.231 orang yang surat-suratnya sedang diproses). Maka timbullah pemeo "Cina makan Cina" bangsa dewek memperkuda bangsa dewek. Di Pecinan di Sydney, seorang dari Hongkong mempunyai beberapa kamar di atas ruang judinya. Kamar itu berukuran 8 x 4 meter. Di dalamnya dimuat tempat tidur berderet-deret bagai sebuah bangsal rumah sakit kelas murah. Semalam untuk sebuah tempat tidur harganya 5 dolar Australia. Ini terbuka bagi siapa saja, entah dia pekerja pabrik, centeng bank atau gadis bar. Semuanya sudah diatur rapi oleh sebuah organisasi (gelap) yang juga mengatur lapangan kerja dan tempat tinggal, yang tentu saja sekaligus jadi pengisap darah si penari nasib baik tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus