Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Yang perlu didahulukan

Utju djunaedi dilantik sebagai walikota bandung. masalah "bandung raya" haruslah merupakan hasil kerja sama berbagai instansi.

7 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEGITU Utju Djunedi naik sebagai Walikota Bandung menggantikan Otje Djundjunan, masalah yang menurut Gubernur Jabar Aang Kunaefi, mendesak, telah terpampang di mukanya. Yakni masalah Bandung Raya. "Soal Bandung Raya haruslah merupakan hasil kerjasama dan pemikiran matang antara Kotamadya, Kabupaten-Kabupaten yang bersangkutan dan Badan Perancang Pembangunan Daerah", ujar Gubernur di depan para bupati dan Walikota se Jabar pada pelantikan Utju yang Kolonel dan Haji itu 19 Januari lalu di Gedung Merdeka Bandung. Aang menyebut juga, "pemusatan tiga unit pemerintah yakni Propinsi, Kabupaten dan Kotamadya dalam satu kota sebagai masalah mendsak pula". Tapi ternyata masalah Bandung Raya sampai sekarang masih membingungkan Team Penyusunan dan Pengembangan Wilayah Bandung Rayam mereka masih bingung oleh berbagai kemungkinan. Yaitu apakah Bandung akan dibiarkan berkembang terus atau diusahakan adanya kota-kota satelit itu dicarikan kemungkinan-kemungkinan lainnya yang belum jelas. Sebab berbicara perkara Bandung Raya temannya mereka harus menghubungkannya dengan kebutuhan area tanah, baik untuk daerah perkotaan, perdagangan atau pemukiman. Apalagi misalnya bagaimana bila Bandung Raya itu haus pula disertai pelebaran areal kota dan tak hanya membangun kota sate "Yah, bila perluasan kota Bandung memang membutuhkan tanah, akanl difikirkan", jawab Gubernur Aang Kunaefi atas pertanyaan Sunarya Hamid dari TEMPO. Kabarnya perihal ini di zaman Otje sudah juga terlintas di fikiran sang eks Walikota. Tapi ditolak oleh Haji Lily Sumantri, Bupati Kabupaten Bandung yang kini terpilih kembali memegang jabatannya. Namun sebelum berdalam-dalam memikirkan perkara Bandung Raya, masalah sehari-hari yang perlu perhatian Utju, tak urung disodorkan Aang. "Penanaman tertib lalu lintas dan disiplin pemakaiannya merupakan suatu kemutlakan", Aang menandaskan. Ia mengungkit-ungkit soal ini karena, "para pemakai jalan kian lama kian merdeka, tak ingin terikat peraturan". Dan ia nenginginkan, "bila berjalan di Bandung hendaknya orang merasa segar, nyaman, penuh estetika". Ini katanya, sesuai dengan julukan kota Bandung sebagai Kota Kembang, Kota Konperensi dan Kota Asia Afrika. Itu berarti masalah lalu lintas, penghijauan, baik berupa jalur hijau, pertamanan serta penghijauan halaman, perlu didahulukan Utju.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus