BEGITU Utju Djunedi naik sebagai Walikota Bandung
menggantikan Otje Djundjunan, masalah yang menurut Gubernur
Jabar Aang Kunaefi, mendesak, telah terpampang di mukanya. Yakni
masalah Bandung Raya. "Soal Bandung Raya haruslah merupakan
hasil kerjasama dan pemikiran matang antara Kotamadya,
Kabupaten-Kabupaten yang bersangkutan dan Badan Perancang
Pembangunan Daerah", ujar Gubernur di depan para bupati dan
Walikota se Jabar pada pelantikan Utju yang Kolonel dan Haji itu
19 Januari lalu di Gedung Merdeka Bandung. Aang menyebut juga,
"pemusatan tiga unit pemerintah yakni Propinsi, Kabupaten dan
Kotamadya dalam satu kota sebagai masalah mendsak pula".
Tapi ternyata masalah Bandung Raya sampai sekarang masih
membingungkan Team Penyusunan dan Pengembangan Wilayah Bandung
Rayam mereka masih bingung oleh berbagai kemungkinan. Yaitu
apakah Bandung akan dibiarkan berkembang terus atau diusahakan
adanya kota-kota satelit itu dicarikan kemungkinan-kemungkinan
lainnya yang belum jelas. Sebab berbicara perkara Bandung Raya
temannya mereka harus menghubungkannya dengan kebutuhan area
tanah, baik untuk daerah perkotaan, perdagangan atau pemukiman.
Apalagi misalnya bagaimana bila Bandung Raya itu haus pula
disertai pelebaran areal kota dan tak hanya membangun kota sate
"Yah, bila perluasan kota Bandung memang membutuhkan tanah,
akanl difikirkan", jawab Gubernur Aang Kunaefi atas pertanyaan
Sunarya Hamid dari TEMPO. Kabarnya perihal ini di zaman Otje
sudah juga terlintas di fikiran sang eks Walikota. Tapi ditolak
oleh Haji Lily Sumantri, Bupati Kabupaten Bandung yang kini
terpilih kembali memegang jabatannya.
Namun sebelum berdalam-dalam memikirkan perkara Bandung Raya,
masalah sehari-hari yang perlu perhatian Utju, tak urung
disodorkan Aang. "Penanaman tertib lalu lintas dan disiplin
pemakaiannya merupakan suatu kemutlakan", Aang menandaskan. Ia
mengungkit-ungkit soal ini karena, "para pemakai jalan kian lama
kian merdeka, tak ingin terikat peraturan". Dan ia nenginginkan,
"bila berjalan di Bandung hendaknya orang merasa segar, nyaman,
penuh estetika". Ini katanya, sesuai dengan julukan kota Bandung
sebagai Kota Kembang, Kota Konperensi dan Kota Asia Afrika. Itu
berarti masalah lalu lintas, penghijauan, baik berupa jalur
hijau, pertamanan serta penghijauan halaman, perlu didahulukan
Utju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini