Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koalisi Cek Fakta menggelar pemeriksaan fakta secara langsung (live fact-checking) pada hari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, Rabu, 27 November 2024. Kolaborasi ini diinisiasi oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo), bersama 104 media. Cek Fakta tempo ikut mengambil bagian dalam kegiatan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim koalisi pengecekan fakta ini terdiri dari setidaknya empat editor, belasan anggota tim monitoring dan pemantauan, 20-an pemeriksa fakta, serta 40 media dan komunitas yang membantu diseminasi konten hasil periksa fakta. Ini merupakan pemeriksaan fakta pada momen pemilihan umum terbesar dalam sejarah Indonesia.
Kegiatan pemeriksaan fakta secara langsung ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yakni saat Pilpres dan kegiatan debat Capres-cawapres pada Februari 2024 demi pemilu yang kredibel dan berintegritas. “Kegiatan live fact-checking yang sudah berlangsung sejak Pemilu 2019, ikut mewarnai proses peralihan kekuasaan politik di Indonesia,” ujar Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika melalui siaran pers.
Bertambahnya jumlah media dan pemeriksa fakta yang terlibat, kata Wahyu, memperlihatkan makin pentingnya peran cek fakta sebagai upaya media melayani pembacanya. Aktivitas pemeriksaan fakta langsung ini menjadi ikhtiar positif menjaga ekosistem informasi digital pada masa krusial seperti Pemilu dan Pilkada.
Apalagi dalam beberapa aspek, momen Pilkada bahkan lebih penting ketimbang Pemilu dan Pilpres karena membuka kesempatan warga memilih calon favoritnya sebagai kepala daerah dan menghukum petahana yang dinilai tak optimal bekerja. “Karena itu, peran cekfakta selama hari pencoblosan ini juga luar biasa penting agar suara rakyat benar-benar murni dari nuraninya dan tidak dicemari hoaks maupun upaya disinformasi apapun,” ujar Wahyu.
Sekretaris Jenderal AJI Indonesia, Bayu Wardhana mengatakan kegiatan pemeriksaan fakta ini bertujuan agar masyarakat dapat melakukan pertimbangan secara baik saat hendak menggunakan hak pilihnya. Hasil dari beberapa pemantauan, hoaks seputar Pilkada ini masih tinggi sehingga masyarakat rentan mendapat informasi yang salah dan besar kemungkinan memilih dengan pertimbangan yang salah pula. “Kegiatan ini salah satu cara untuk melawan hoaks tersebut, sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang tepat,” ujarnya.
Menurut catatan MAFINDO, terdapat 670 kasus hoaks terkait Pemilu sepanjang Januari-Juni 2024. Hoaks beredar melalui platform seperti TikTok (26,7%), YouTube (25,4%), Facebook (23,7%), Twitter (12,8%), WhatsApp (5,2%). Ketua Presidium MAFINDO, Septiaji mengungkapkan Pilkada 2024 sebagai puncak konsentrasi informasi pada tahun Pemilu. “Potensi misinformasi semasa pencoblosan hingga penghitungan suara, dinilai dapat mengganggu proses demokrasi,” kata dia.
MAFINDO turut mengerahkan Satgas Pemilu, relawan dan tim periksa faktanya untuk bergabung dengan koalisi Cek Fakta demi bersama menjaga integritas informasi selama Pilkada berlangsung. “Integritas informasi sangat penting untuk membuat Pilkada berjalan lancar dan damai,” tutur dia.
Kegiatan pemeriksaan fakta yang didukung oleh Google News Initiative ini dilakukan secara daring sejak pukul 05.00 WIB hingga 20.00 WIB. Hasil kerja koalisi ini dapat diakses masyarakat di portal cekfakta.com.
Selain itu, masyarakat juga bisa melaporkan temuan informasi bohong selama hari pemungutan suara kepala daerah melalui tipline Cek Fakta Tempo di nomor 081315777057 atau Koalisi Cek Fakta di nomor 081110000579.