Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah akun Facebook mengunggah video yang menyebutkan penggunaan bom nuklir di perang Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengunggah menulis narasi “Astaghfirullah ya Allah ya Rabbul Izaati, lindungi bangsa kami dari segala bencana aamiin. Info pagi perang Ukraina menggunakan Bom Nuklir”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diunggah pada 26 Juli 2023, video berdurasi 1 menit 55 detik ini mendapatkan 69 komentar dan dibagikan 1,7 ribu kali oleh pengguna Facebook.
Benarkah video tersebut merupakan bom nuklir pada perang di Ukraina? Berikut pemeriksaan faktanya.
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi video tersebut Tim Cek Fakta Tempo menggunakan Google Reserve Image dan Yandex Image. Kami juga membandingkan klaim dan narasi tersebut dengan pemberitaan media-media kredibel dan hasil penelitian. Berikut ini hasil cek faktanya:
Video
Penelusuran Tempo menunjukan, bahwa video tersebut identik dengan video ledakan di Pelabuhan Beirut, tanggal 4 Agustus 2020. Video tersebut identik dengan video yang dirilis kantor berita Al Arabiya English di kanal YouTube tanggal 5 Agustus 2020.
Dilansir Frontiers pada tanggal 4 Agustus 2020, pada pukul 17.55 terjadi kebakaran di gudang kembang api Hangar 12 Pelabuhan Beirut (PoB). Pemadam kebakaran mengerahkan tim yang terdiri dari sembilan petugas kebakaran dan paramedis ke lokasi kejadian. Tim tersebut gagal mengendalikan api yang membesar dengan cepat sehingga gudang tersebut terbakar. Kemudian pada pukul 18.07 terjadi ledakan pertama.
Dilansir Al Jazeera, kebakaran tersebut menyebabkan meledaknya 2.750 ton amonium nitrat, yang telah disimpan di gudang pelabuhan selama enam tahun.
Amonium nitrat, yang biasa digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak. Bahan kimia tersebut tiba di Beirut pada tahun 2013 dengan menggunakan kapal berbendera Moldova yang sedang dalam perjalanan dari Georgia ke Mozambik.
Laman OHCHR, menuliskan, hasil investigasi PBB menunjukan, ledakan tersebut menghancurkan 77.000 apartemen, melukai 7.000 orang, membuat lebih dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan setidaknya 80.000 anak kehilangan tempat tinggal.
Dilansir Reuters, Hassan Diab, Perdana Menteri Lebanon mengatakan 2.750 ton amonium nitrat, yang digunakan sebagai bahan pupuk dan bom, telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa tindakan pengamanan. “Ini adalah kelalaian,” kata sumber resmi kepada Reuters.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan, unggahan video dengan klaim bom nuklir pada perang di Ukraina adalah menyesatkan.
Ledakan tersebut terjadi di Pelabuhan Beirut (PoB), Libanon pada tanggal 4 Agustus 2020. Ledakan tersebut dipicu kebakaran gudang kembang api di hanggar 12 pelabuhan. Kebakaran tersebut tidak terkendali sehingga memicu ledakan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan tanpa pengamanan selama 13 tahun di salah satu gudang.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]