Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Apakah Hacker hanya Meretas?

Bagaimana aktivitas hacker dahulu dan sekarang?

15 September 2022 | 18.04 WIB

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Perbesar
Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan heboh serangan peretas BjorkaSerangan Bjorka, kasus menonjol peretasan yang membocorkan data penting pejabat maupun institusi di Indonesia. Sosok Bjorka yang tersembunyi itu menyedot perhatian masyarakat Indonesia mengenai hacker atau peretas. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namun, aktivitas penyusupan sistem jaringan digital juga dilakukan oleh cracker. Mengutip publikasi Sejarah Hacker dan Cracker, cracker sebutan untuk mereka yang masuk dalam sistem jaringan komputer orang lain. Cracker bersifat merusak, biasanya membuat jalan pintas kata sandi (password). Cracker juga mencuri data atau pembobolan dilakukan untuk menunjukkan kelemahan keamanan sistem.

Hacker dahulu seperti apa?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum dianggap buruk, kata hacker mulanya muncul bermakna positif untuk menyebut seorang yang mempunyai keahlian di bidang komputer dan bisa membuat program yang semakin baik.

Hacker atau peretas sebutan untuk orang-orang yang memberikan sumbangan kemampuan bermanfaat jaringan komputer. Orang yang mampu membuat program kecil dan membagikannya di Internet. Mereka juga mempelajari, menganalisis, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringannya. Hacker melengkapi diri dengan peranti lunak pembantu, salah satunya Nmap. 

Mengutip publikasi Di Balik Kisah-Kisah Hacker Legendaris, Nmap peranti yang mampu memetakan jaringan dan menemukan host yang menyala. Peranti itu juga menemukan layanan yang tersedia, misalnya web server atau mail server, hingga sistem operasi yang berjalan di jaringan. Seperti banyak perangkat yang dibuat, Nmap bisa digunakan untuk hal positif maupun negatif.

Beda hacker dan cracker

Cracker biasanya memanfaatkan peranti orang lain dan merusak sistem data yang dimanfaatkan itu untuk mencuri data. Fenomena cracker belakangan memang mencemaskan, karena menggunakan keahliannya untuk melakukan kejahatan. Mengutip publikasi Modus Operandi Tindak Pidana Cracker Menurut Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, cracker dengan aktivitasnya mempunyai sejarah panjang. 

Berdasarkan catatan situs pemerintah Indonesia pertama kali mengalami serangan cracker pada 1997 sebanyak lima kali, yaitu pada 19 Januari, 10 Februari, 24 April, 30 Juni dan 30 November. Pada tahun yang sama situs NASA (5 Maret), UK Conservative Party (27 April), dan Spice Girls (14 November) juga diserang cracker.

Tingkatan hacker

1. Elite

Andalan industri keamanan jaringan yang bisa memasuki sistem tanpa terdeteksi. Hacker ini tak akan mengacaukan data-data yang ditemui. Mereka selalu mengikuti peraturan.

2. Semi elite

Di bawah elite yang memiliki kemampuan dan pengetahuan luas tentang komputer dan sistem operasi. 

3. Developed kiddie

Masih muda atau sedang menempuh pendidikan. Biasanya baru menguasai hal mendasar dari UNIX, belum bisa menemukan celah kelemahan baru dalam sistem operasi.

4. Script kiddie

Masih minim pengetahuan teknis jaringan, kebanyakan tak lepas dari Graphical user interface atay GUI.

5. Lamer

Orang tanpa pengalaman dan pengetahuan yang mau menjadi peretas. Orang yang wanna-be hacker itu kebanyakan membaca atau mendengar tentang peretas. Penggunaan komputer hanya untuk main game, IRC, tukar-menukar perangkat lunak bajakan.

Baca: Hacker Mengaku Bobol 102 Juta Data dari Kemensos, Bukan Bjorka?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus