Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini perlombaan tak lazim: mengusir virus. Harap diingat bahwa ini bukan persaingan keahlian dokter, tabib, atau mantri desa. Kompetisi digelar buat si jago komputer. Mereka berlomba mengusir virus komputer pada Indo CommIT di Balai Sidang Jakarta, September lalu.
Ada 18 komputer yang sudah diinfeksi virus. Tiap peserta bebas menggunakan program antivirus dari USB atau disket miliknya. Mereka hanya mendapat kesempatan 30 menit beres-beres komputer. Jangan sampai ada jejak virus dalam komputer. Lomba berhadiah Notebook AXIO itu akhirnya dimenangkan Nicky Louis dari Inti College.
Dari beberapa tahapan lomba, ternyata hanya tiga atau empat orang yang berhasil membersihkan komputer. Para jago komputer kewalahan menghadapi pergerakan virus W32/Lightmoon.K, VBS/Solow.Q, W32/Aimbot, W32/Nale.A serta CoolFace.N. Semuanya lokal. Mereka siap menyerbu dan merepotkan pengguna komputer di Indonesia.
Bila para jago komputer saja kewalahan, apalagi pengguna awam. Padahal 50 ribu komputer di Indonesia tengah ”diganyang” virus lokal. Virus made in Indonesia itu celakanya bersembunyi dalam kedok ”agama” atau nama-nama artis populer. Pengguna komputer pun tak akan menaruh curiga.
Tengoklah pengalaman Alin Fadlina. Mahasiswi 22 tahun ini mendapat boks pertanyaan dari komputernya: Apakah Anda seorang muslim? Sebuah pertanyaan lumrah, apalagi sedang dalam suasana puasa. Alin menemukan pertanyaan itu pada pukul 16.00. Dia pikir itu adalah program yang sengaja dipasang teman kos yang menggunakan komputernya.
Boks pertanyaan itu muncul ketika Alin menekan tombol Windows Explorer. Ada dua pilihan jawaban: ya dan bukan. Alin menekan tombol ya dan muncul boks berikutnya. Sudahkah Anda salat? Alin memilih belum. Tapi tiba-tiba komputernya mati. ”Jangan-jangan virus,” ucap Alin.
Dia segera menghubungi sang kawan. Ternyata si teman tak pernah menyuntikkan program apa pun dalam komputer bersistem operasi Windows ini. Dari program antivirus, Alin mengetahui bahwa komputernya terinfeksi VBWorm.WMX.
Pesan virus itu merupakan ajakan kebaikan, khususnya bagi kaum muslim. Tapi, bagi yang tak menghendaki pekerjaannya tersela, pasti akan terganggu. Virus ini muncul setelah waktu salat zuhur pukul 13:00, asyar 16:00, magrib 18:30, isya 20:00, dan subuh 05:30. ”Tidak ganas,” kata Alfons Tanujaya, spesialis antivirus PT Vaksincom.
VBWorm.WMX tak menduplikat atau menyembunyikan file, memblok fungsi Windows ataupun tools security. Virus ini tak akan mematikan komputer kalau jawaban Anda: sudah salat. Setelah itu muncul jawaban: semoga Allah SWT mengaruniakan Hidayah-Nya kepada Anda. Persoalan selesai.
Virus ”agamis” ini menyebarkan diri melalui media flash disk dengan membuat file explorer.exe berukuran 56 kilobita. Virus ini dapat ditendang dari komputer dengan menghapus file dan string registry yang dibuatnya. Norman Virus Control terbaru dapat mengenali dan mengusirnya dengan baik.
Lain lagi pengalaman Agus Nugraha, 39 tahun. Dosen Universitas Islam Negeri Jakarta ini melihat file Empat Mata—nama program Tukul Arwana—dalam laptopnya. Tak banyak curiga, Agus membuka file yang berakhiran doc ini. Lalu muncullah deretan puisi yang entah datang dari mana. Sadarlah Agus bahwa laptopnya terinfeksi virus Tukul. ”Jadinya laptop sering hang,” ujar Agus.
Jangan samakan virus ini dengan Tukul asli yang lucu dan hangat pada setiap orang. Virus ini lebih jahat ketimbang virus religius tadi. Virus Tukul termasuk VBWorm.NEE. Dia memblok beberapa fungsi Windows seperti Registry Editor, Manager, Folder Option, Run, Search, klik kanan Desktop, klik kanan Task Bar, hingga Shutdown. ”Nama artis sering dicatut pembuat virus,” ucap Alfons. Sebut saja Artika Sari Devi atau Siti Nurhaliza.
Alfons mengatakan, virus lokal mulai mengganas dan menyisihkan virus asing sejak tahun lalu. Dalam data Agustus lalu, 60 persen komputer terkena virus lokal. Mereka bisa menginfeksi 20 ribu hingga 50 ribu komputer setiap bulan. Beberapa virus ganas muncul tahun ini. Antara lain Babob, Aksika, Coolface, KillAV, Pendekar Blank, Pacaran, atau Blue Fantasy. Indonesia memiliki virus lawas sebelum 2006 seperti Kangen. Tapi virus itu masih belum menjadi infektan terbesar komputer di Indonesia.
Dari semua virus lokal yang beredar, Rontokbro menjadi kelompok virus lokal paling besar dan luas penyebarannya. Alfons mengatakan, virus ini kemungkinan berasal dari Jawa Barat. Sejak 2006, ada 77.572 kasus infeksi Rontokbro. Dia bisa bertahan karena bisa mengikuti perkembangan antivirus. Artinya, kalau antivirus membuat rumus X, pembuat virus ini akan mencari jalan alternatif untuk tetap bertahan.
Rontokbro menginfeksi 48 persen komputer di Indonesia. Virus lokal besar lainnya adalah Kespo, yang menginfeksi 1.512 komputer. Dalam tiga bulan terakhir, Kespo merupakan virus nomor satu yang memakan korban file MS Word dan Excel. Kespo mengubah file menjadi eksekusi (.EXE). ”Sekarang virus sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ucap Alfons.
Alfons mengatakan, pemakai komputer hendaknya lebih waspada ketika membuka setiap file dari USB. Memindai USB atau disket sebelum menggunakannya adalah wajib. Menurut dia, pemakai juga bisa mematikan fasilitas pembaca USB otomatis dalam komputernya. Alfons menyarankan pengguna komputer memanfaatkan antivirus ter-update terhadap virus lokal.
Menurut Alfons, pembuat virus di Indonesia awalnya membuat program coba-coba. Virus merupakan langkah paling asyik untuk belajar pemrograman. Saking asyiknya, kata Alfons, banyak yang kebablasan sehingga menjadi programer yang merusak.
Alasan lain pembuat virus adalah kebanggaan daerah. Alfons mengatakan, beberapa perancang virus selalu mencantumkan nama asalnya. Hal itu membuat daerah lain merasa tertantang. Misalnya programer asal Bangka menyebarkan virus Artika Sari, model asal daerahnya. Lalu muncul virus Tukul dari Surabaya. Ada juga virus Riyanni Djangkaru pembawa acara televisi asal Makassar.
Pengamat komputer dan jaringan Budi Rahardjo juga sepakat dengan Alfons. Dia menambahkan, motivasi pembuat virus untuk mencari popularitas dan pembuktian diri. Karena mencari popularitas, pembuat virus biasanya membuat platform yang paling banyak digunakan. ”Dampaknya biasanya tidak sampai fatal,” kata Budi. ”Kalau langsung memformat, tidak ketahuan pembuatnya.”
Budi mengatakan, virus lokal dan asing memiliki bobot bahaya yang sama. Karena itu, pengguna komputer harus terus memperbarui program antivirus. Paling tidak, seminggu sekali.
Yandi M.R.
Kasus infeksi virus sejak 2006
Virus | Jumlah |
Rontokbro | 77,572 (48.94%) |
Small | 41,125 (25.95%) |
Malware | 10,673 (6.73%) |
Bacalid | 8,647 (5.46%) |
VBWorm | 4,203 (2.65%) |
Exploit | 3,857 (2.43%) |
Klez | 3,033 (1.91%) |
Lightmoon | 2,812 (1.77%) |
Kespo | 1,512 (0.95%) |
Yacop | 861 (0.54%) |
Funlove | 734 (0.46%) |
Dloader | 500 (0.32%) |
Lop | 496 (0.31%) |
Popcap | 483 (0.30%) |
Gator | 436 (0.28%) |
Jadi | 416 (0.26%) |
Solow | 314 (0.20%) |
Mybro | 300 (0.19%) |
Shur | 293 (0.18%) |
VBTroj | 234 (0.15%) |
Total | 158,501 |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo