Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

BMKG Sebut Aplikasi Cuaca di Ponsel Kerap Meleset karena Data dari Luar

Prakiraan cuaca di wilayah Indonesia yang dikeluarkan secara resmi oleh BMKG dapat menjadi patokan untuk warga.

19 Oktober 2023 | 10.35 WIB

Aplikasi cuaca. phandroid.com
Perbesar
Aplikasi cuaca. phandroid.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan saat ini banyak informasi cuaca berbasis aplikasi di ponsel yang kadang kurang akurat. Menurutnya, hal ini terjadi karena sumber data dan informasi tersebut bersifat global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurutnya, tidak sedikit masyarakat yang menganggap data dan informasi yang diberikan berasal dari BMKG karena menampilkan informasi seputar cuaca di Indonesia. “Padahal setelah ditelusuri, data dan informasi tersebut bersumber dari institusi di luar Indonesia, bukan dari institusi resmi pemerintah,” kata Dwikorita lewat rilis yang dibagikan, Rabu, 18 Oktober 2023, .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi pengguna ponsel, tentu dengan mudah mencari aplikasi cuaca di Google Play maupun App Store, selain aplikasi resmi dari pemerintah Indonesia "Info BMKG". Pada dasarnya, fungsi berbagai aplikasi tersebut sama, yaitu untuk memprakirakan cuaca. 

Prakiraan cuaca di wilayah Indonesia yang dikeluarkan secara resmi oleh BMKG dapat menjadi patokan untuk warga. BMKG adalah institusi resmi Indonesia yang berwenang untuk memberikan prakiraan cuaca bagi publik. 

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan penyebab rendahnya tingkat akurasi prakiraan cuaca pada aplikasi selain Info BMKG karena dibuat dengan data global yang diolah dengan pemodelan matematis dan kemudian di-downscale khusus untuk wilayah Indonesia. Data global tersebut merupakan data cuaca yang berasal dari negara-negara di seluruh dunia yang menjadi anggota Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) 

“BMKG selalu mengirimkan data ke WMO secara otomatis melalui jaringan komunikasi satelit, untuk dihimpun menjadi data global,” jelas Guswanto. Namun, data dan informasi yang dikirimkan oleh BMKG hanya terbatas data dari 59 stasiun pengamatan di Indonesia yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa dan Sumatra,” paparnya. 

Oleh institusi lain, data global tersebut selanjutnya diolah, dimodelkan, dan "di-downscale" guna menghasilkan prakiraan cuaca di kota-kota atau di  berbagai daerah di Indonesia. “Terbatasnya data tersebut tentu saja tidak mampu merepresentasikan kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia," jelas Guswanto. 

Sementara, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa BMKG memiliki ribuan titik observasi yang diperlukan untuk asimilasi dan validasi model Prakiraan Cuaca di seluruh wilayah Indonesia. Data tersebut kemudian diolah oleh para pemantau (observer) dan Prakirawan (forcaster) sebelum disebarluaskan secara resmi oleh BMKG melalui berbagai kanal komunikasi yang dimiliki, salah satunya melalui aplikasi smartphone bernama infoBMKG.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus