Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Cuma Berani di Dunia Maya, Mengapa Ada Orang yang Manjadi Keyboard Warrior?

Keyboard warrior hanya berani di dunia maya, tidak di dunia nyata. Mengapa begitu?

15 Oktober 2021 | 19.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keyboard warrior adalah sebutan bagi orang-orang yang hanya berani berpendapat, mengolok-olok, atau melecehkan secara online melalui berbagai media sosial. Orang-orang seperti ini hanya berani di dunia maya, tidak di dunia nyata. Mengapa begitu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keyboard warrior biasanya menyerang orang-orang yang tidak sepemah dan tidak sependapat dengannya. Ia akan menyerang argumen orang-orang itu, dan berusaha untuk memenangkan perdebatan. Tak heran keyboard warrior bahkan menggunakan segala cara, seperti mengolok-ngolok atau melecehkan orang-orang itu, atau menyerang mereka secara personal.                                         

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudah menjadi rahasia umum jika beberapa orang mengatakan dan melakukan hal-hal di dunia maya yang tidak mereka katakan atau lakukan di dunia nyata. Dilansir dari artikel ilmiah “CyberPsychology and Behavior” karya Suler (2004), di dunia maya orang-orang cenderung mengendur, lebih bebas, dan lebih terbuka sehingga para peneliti menyebut hal ini sebagai “efek disinhibisi”.

Ini tentu menjadi pedang bermata dua. Jika yang ditunjukkan adalah tindakan kebaikan dan kemurahan hati yang tidak biasa, kita bisa menyebutnya “disinhibisi jinak”. Tapi, ada pula “disinbisi beracun” di mana orang-orang menumpahkan kritik pedas penuh kemarahan, kebencian, bahkan ancaman dengan bahasa kasar di mana mereka mungkin tidak akan pernah mengucapkannya di dunia nyata.

Dunia maya seolah melonggarkan hambatan psikologis yang menghalangi pelepasan perasaan dan kebutuhan batin. Mengapa begitu?

1. Anonimitas Disosiatif

Saat berselancar di dunia maya, Anda bisa memilih menjadi anonim dan sebagian besar orang tidak akan bisa mengenali Anda dengan mudah. Anonimitas bekerja sangat baik untuk efek disinhibisi.

Saat orang memiliki kesempatan memisahkan tindakan mereka dari dunia nyata dan identitas mereka, mereka akan merasa tidak apa-apa untuk membuka diri. Saat menunjukkan perilaku keyboard warrior yang agresif ataupun kasar, orang itu mungkin meyakinkan diri mereka jika “itu bukan saya”. Dalam psikologi, ini disebut disosiasi.

2. Tidak Terlihat

Di dunia maya, kemungkinan orang lain tidak dapat melihat Anda. Kekuatan bersembunyi ini tumpang tindih dengan anonimitas. Ini karena anonimitas adalah penyembunyian identitas.

Meski begitu, ada perbedaan penting. Dalam komunikasi teks seperti email, blog, chat, dan lainnya, orang lain mungkin tahu siapa Anda. Tetapi, mereka tetap tidak bisa melihat atau mendengar Anda. Dengan identitas terlihat, namun fisik Anda tidak terlihat akan bisa memperkuat efek disinbisi.

Anda tak perlu khawatir tentang penampilan atau suara Anda maupun orang lain. Seringkali melihat ekspresi orang lain bisa merusak apa yang ingin diungkapkan. Dalam psikoanalisis misalnya, analis duduk di belakang pasien supaya tetap menjadi sosok yang ambigu secara fisik sehingga pasien memiliki kebebasan untuk mendiskusikan apapun yang dia inginkan.

3. Semuanya ada di kepala

Berada dalam dunia maya dan berinteraksi dengan teks seringkali membuat kita “mendengar” kata-kata orang itu saat membaca pesan dari dia. Secara tidak sadar, rasanya seolah-olah Anda sedang berbicara dengan diri Anda sendiri.

Sehingga Anda akan mengatakan segala macam hal yang tidak dikatakan kepada orang lain. Ini juga berlaku saat membaca komentar dan argumen orang lain, Anda akan seolah-olah mendengar suara Anda sendiri, lalu mengatakan apa saja yang Anda inginkan, dan tanpa sadar menjadi seorang keyboard warrior.

AMELIA RAHIMA SARI

                                     

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus