Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Dampak Kebakaran di Ruang Server Gedung Cyber, Ahli Ingatkan Penerapan ISO 27001

Sejumlah reaksi atas dampak kebakaran server di Gedung Cyber bisa terlihat pada mereka pengguna layanan Rumahweb Indonesia.

4 Desember 2021 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran ruang server di Gedung Cyber 1 di Mampang, Jakarta Selatan, berdampak pada layanan koneksi ke jaringan internet yang diputus sementara. Belajar dari peristiwa itu pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengingkatkan pentingnya menjalankan standar keamanan data.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, standar untuk sistem manajemen keamanan informasi mengikuti ISO 27001. “Itu akan membantu mengamankan datanya,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 3 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ISO 27001 sudah merupakan standar internasional yang menetapkan spesifikasi untuk sistem manajemen keamanan informasi atau Information Security Management System (ISMS). Isinya terdiri dari kebijakan, prosedur dan kontrol lain yang melibatkan sumber daya manusia, proses dan teknologi.

“Kalau disebutkan akan sangat panjang detailnya, tapi intinya data center harus disiplin menjalankan standar ISO pengamanan data itu,” kata Alfons menambahkan.

Versi terakhir ISO 27001 diterbitkan September 2013, menggantikan versi 2005. Dengan itu, perusahaan akan menggunakan standar khusus dalam mengelola dan mengendalikan serta menjaga risiko keamanan informasi perusahaan yang meliputi kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity) dan ketersediaan (availability).

Hal lainnya, Alfon juga mengingatkan bahwa semua server melakukan mirroring atau membuat server bayangan untuk mempercepat akses sesuai geografis dan IP pengakses--seperti standar pengelolaan data yang baik. Mirroring juga bisa berfungsi sebagai cadangan jika salah satu server mengalami masalah baik karena down, rusak, kena virus atau hambatan lainnya.

"Di mana kalau ada satu pusat data bermasalah, maka beban akan langsung diambil alih oleh data center lain, sehingga tidak mengakibatkan kehilangan data," tuturnya

Alfons melanjutkan, masalah bisa jadi rumit kalau pengelola server tidak melakukan mirroring. Dengan kata lain, pusat data utama hanya ada di data center yang kebakaran. “Karena hal ini akan mengakibatkan terhentinya layanan,” kata Alfons.

Seperti diketahui, gara-gara kebakaran di Gedung Cyber dan penanganan yang mengharuskan pemutusan arus listrik di pusat data menyebabkan koneksi jaringan internet terkait ikut terputus sementara. Dampaknya dialami sejumlah perusahaan yang menyimpan data di ruang server tersebut.

Sejumlah reaksinya bisa terlihat pada mereka yang menanggapi pengumuman Rumahweb Indonesia di akun media sosial Twitter resminya tentang adanya gangguan akses ke data center tersebut. Mulai dari klien yang tak sabar menanyakan waktu pulihnya akses hingga aktivitas ujian sekolah yang ikut terputus.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus