Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asadullohil Ghalib Kubat kebat-kebit menyaksikan jam di komputernya terus menerjang malam. Ia dan delapan rekannya masih menyempurnakan ide dan konsep proyek game digital yang sedang mereka garap. Padahal kompetisi aplikasi dunia Imagine Cup 2013 yang hendak mereka ikuti ditutup tepat pukul 12 malam pada 15 Maret lalu. Mereka pun berkejaran dengan waktu.
"Akhirnya kami bisa menyetor video game setengah jam sebelum pendaftaran ditutup," kata Ghalib kepada Tempo pada Selasa pekan lalu.
Kompetisi yang dibidik Ghalib dan kawan-kawan terhitung prestisius. Digelar perusahaan Microsoft Corporation, kompetisi yang berlangsung pada 8-12 Juli lalu di St Petersburg, Rusia, itu merupakan puncak kompetisi para pembuat aplikasi dan game berbasis platform Windows 8. Pesertanya pelajar dan mahasiswa dari seluruh dunia. Perhelatan di Rusia itu merupakan yang kesebelas kalinya.
Ghalib sadar, ia dan tiga rekannya—Miftah Alfian Syah (penulis program), Tony Wijaya (desainer grafis), dan Mukhammad Bagus Muslim (desainer grafis)—yang terbang ke Rusia tidak datang dari universitas yang mencorong. Keempatnya mahasiswa teknik informatika Universitas Trunojoyo, Madura. Tapi ide dan inovasi baru bisa datang dari siapa pun, dari pelosok mana pun. Maka Ghalib cs, yang mengusung nama tim Solite Studio, mantap Âberangkat beradu gagasan.
Mereka mengusung game Save The Hamsters. Permainan di platform Windows ÂPhone dan Windows 8 itu menceritakan empat ekor hamster yang tersesat saat hendak pulang ke sarangnya. Tugas pemain adalah membantu hamster kembali ke sarang, yang berupa lubang di tanah. Caranya, pemain harus memotong tali serta menghancurkan boks kayu, kardus, dan benda lain yang menghalangi rute.
Yang unik dari game ini adalah ada angka pada setiap tubuh hamster sehingga pemain tak bisa membawa hamster ke sembarang tempat. Pemain harus menyesuaikan dengan angka pada lubang. Di sini dibutuhkan hitungan matematika sederhana. "Kami ingin permainan ini fun, tidak membosankan, tapi memiliki efek positif kepada pemainnya," kata Ghalib.
Tim memilih hamster sebagai tokoh utama setelah mereka terkesan oleh kesuksesan permainan Angry Birds, yang berkarakterkan kepala burung yang marah setelah telur mereka dicuri. Angry Birds, ciptaan Peter Vesterbacka dari Rovio Mobile kini menjadi game terpopuler.
Awalnya tim sempat hendak menggunakan bola. Tapi, setelah dicoba, bola terasa tidak memiliki karakter dan kurang menarik. "Kami ingin menjadikan hamster sebagai branding permainan kami," ujarnya.
Sebelum mengikuti kompetisi, Solite Studio mengasah kemampuan pada kompetisi pembuatan aplikasi game Mobile Game Developer War keempat pada Juni tahun lalu. Saat itu, mereka menjadi juara pertama dengan game Sakera Math. Game ini bersifat edukatif dengan mengajak pengguna belajar dan bertualang di 20 tempat wisata di Pulau Madura.
Kemenangan ini membuka jalan bagi tim unjuk kemampuan pada kompetisi tingkat dunia, yaitu Imagine Cup 2013. Ghalib mengaku sebenarnya dia dan teman-temannya mengetahui kompetisi ini sejak dua tahun lalu. Namun, karena keterbatasan informasi saat itu, mereka baru mendaftar pada awal tahun ini. Tim lalu mulai menjaring ide game yang hendak dilombakan. Ini terhitung waktu yang mepet karena pendaftaran ternyata telah dibuka sejak Agustus tahun lalu.
Irving Hutagalung, Developer and Platform Evangelist Microsoft Indonesia, mengatakan kompetisi ini diadakan untuk memberikan kesempatan kepada pelajar dan mahasiswa agar memanfaatkan imajinasi serta kecintaan akan teknologi untuk membuat solusi yang bermanfaat bagi publik. Kompetisi ini digelar di negara berbeda setiap tahun, seperti Polandia, Amerika Serikat, Australia, dan Rusia.
Penyelenggaraan kompetisi tahun ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya. Sementara sebelumnya peserta mendapat tema berupa tujuh masalah dunia, seperti kesehatan, lingkungan, dan pendidikan, tahun ini mereka dibebaskan membuat aplikasi dan game tanpa terikat tema. Peserta hanya diberi tiga pilihan kategori, yaitu game, innovation, dan world citizenship.
Di Imagine Cup 2013, ada 87 tim dari 71 negara yang berkompetisi. Sebelum masuk ke tahapan final, setiap tim menjalani proses seleksi dari tiap negara, yang memilih satu pemenang sebagai wakil. Solite Studio menjadi pemenang untuk kategori game pada seleksi di Indonesia, yang mengikuti kompetisi ini sejak delapan tahun terakhir.
Ghalib, mahasiswa semester VII, bercerita, tim bertemu tiap pekan untuk memastikan tugas tiap anggota rampung. Pertemuan digelar di ruang laboratorium komputasi milik kampus. "Kebetulan saya yang pegang kunci lab dan sudah diizinkan pihak kampus," ucapnya.
Setelah merampungkan model permainan Save The Hamsters, yang terdiri atas 2 tahap dan 30 level, tim meminta beberapa teman kampus menjajal game ini. Mereka juga mengunggah game tersebut ke toko online Windows Store Application untuk diunduh secara gratis. Cara ini bakal membuat mereka mendapat respons dari pengguna mengenai apa yang perlu diperbaiki.
"Hanya dalam waktu dua pekan, Save The Hamsters sudah diunduh sebanyak 20 ribu kali," ujarnya. "Ini menjadi nilai tambah tim Solite Studio saat presentasi di Imagine Cup 2013," kata Ghalib dengan nada bangga.
Sebelum bertolak ke Rusia, mereka mendapat pembekalan selama satu setengah bulan di Jakarta oleh tim dari Microsoft. Mereka diajari teknik presentasi, terutama dalam bahasa Inggris, dan dipastikan solusi buatan mereka dapat berfungsi optimal.
Selama kompetisi berlangsung, selain memberi presentasi dan meladeni pertanyaan dewan juri, para peserta melakukan demo. Juri juga menyambangi booth peserta secara bergantian dan menjajal game selama 15 menit. "Booth kami paling ramai pengunjungnya," ujar Ghalib. "Anggota staf Microsoft Rusia banyak yang senang pada game kami."
Game Save The Hamsters ternyata mampu membawa Solite Studio menduduki peringkat kedua. Tim berhak membawa hadiah uang senilai US$ 10 ribu (sekitar Rp 100 juta). Gelar juara pertama diraih Austria dan peringkat ketiga dari Prancis. Dalam satu setengah bulan terakhir, Save The Hamsters telah diunduh 350 ribu kali.
Kini Solite Studio berencana membuat kantor sendiri. Dananya dari hadiah yang mereka peroleh. Mereka juga akan mengembangkan game ini menjadi sepuluh tahapan. Strategi monetisasi lewat pemotongan pulsa juga sedang disiapkan.
Andreas Diantoro, Presiden Direktur ÂMicrosoft Indonesia, menyatakan kemenangan ini menjadi bukti bahwa pengembang game asal Indonesia sudah diakui di tingkat dunia. "Ini pertama kalinya tim dari Indonesia memenangi penghargaan utama Imagine Cup skala dunia," katanya.
Rosalina
Prestasi Solite Studio
1. First Winner Mobile Game Dev War 4 Nokia, 2012
2. Best Education Game Mobile Game Dev War 4 Nokia, 2012
3. Best Education Game Mobile Game Developer War 4 Fulltouch Nokia, 2012
4. Gold Medal Lumia Apps Olympiad XNA Game Category, 2012
5. First Winner Game Competition Imagine Cup Indonesia 2013
6. Second Winner Game Competition Imagine Cup 2013
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo