Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Google datang dan mengancam. Pada akhir Februari lalu, Google meluncurkan layanan program pengolah kata dan tabel dalam paket Google Apps Premium Edition. Apps, kependekan dari Applications, juga mencakup layanan surat elektronik berkapasitas 10 gigabita, chatting, kalender, dan agenda. Semuanya dengan biaya US$ 50 (Rp 450 ribu). Padahal, untuk memperoleh aplikasi Microsoft Word dan Excel saja, kita harus merogoh kocek sekitar Rp 3 juta.
”Harga yang spektakuler,” kata Erica Driver, analis pasar peranti lunak Forrester Research, yang berkedudukan di Cambridge, Amerika Serikat.
Microsoft tentu saja gerah. Dengar kata-kata Antoine Leblond, Corporate Vice President Microsoft, ”Masa depan peranti lunak akan berbasis pada kombinasi aplikasi pemakai komputer dan layanan online. Bukan hanya salah satunya!”
Sebenarnya ini kekhawatiran Mi-crosoft terhadap keputusan Google, ketika Google mulai memperkenalkan aplikasi online program pengolah kata (word processing) dan pengolah tabel (spreadsheets) akhir tahun lalu. Leblond bahkan menyebut Google melakukan misi yang hampir mustahil, ”karena layanan secara online sangat terbatas”.
Selain merilis edisi premium, Goo-gle juga meluncurkan—ini yang membuat kelompok open source bersorak—edisi bebas. Bedanya, edisi gratis ini hanya memiliki kapasitas surat elektronik 2 gigabita. Sebenarnya, tanpa memiliki Google Apps pun kita bisa memakai aplikasi pengolah kata dan tabel, cukup dengan mendaftar di docs.google.com. Account ini akan menjadi tempat penyimpanan dokumen yang dibuat secara online.
”Aplikasi Google itu sangat inova-tif,” kata Adham Somantrie, mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Telekomunikasi Bandung. Karena sistemnya online, Adham bisa membuka dokumennya di mana saja asal ada sambungan Internet, tanpa membawa flashdisk. Kelebihan lain, ada pilihan bagi pemakai untuk berbagi dokumen dan memberikan kesempatan kepada pemilik account lain, yang tentunya dikehendaki, untuk mengakses dokumen yang sama.
Paket yang disebut Google Docs&Spreadsheets ini merupakan gabungan dua aplikasi office milik Google yang berbasis web, yaitu Writely dan Spreadsheets. Writely adalah aplikasi pengolah kata online milik Upstartle, yang pada Maret 2006 diakuisisi oleh Google. Selanjutnya Writely berganti nama menjadi Google Docs. Adapun Spreadsheets, sejenis dengan aplikasi Microsoft Excel, ba-ru diperkenalkan pada Juni 2006.
Kepala Pusat Pendayagunaan Open Source Software Institut Teknologi Bandung, Benhard Sitohang, mengatakan bahwa peluncuran Docs&Spreadsheets merupakan terobosan yang memudahkan pemakai. Konsumen juga tak perlu mengeluarkan biaya besar untuk membeli lisensi office komersial. Namun Benhard mengatakan bahwa aplikasi berbasis web seperti ini masih sulit berkembang karena penetrasi Internet di Indonesia sangat terbatas.
Menurut Benhard, aplikasi office memiliki aneka fitur yang hanya bisa diunduh secara cepat dengan sambungan Internet jalur lebar. ”Di Eropa dan Amerika, layanan online seperti ini sangat bermanfaat karena mereka tidak bermasalah dengan sambungan Internet,” kata Benhard. Memang, jika memakai sambungan internet biasa, ketika mengganti jenis huruf, misalnya, harus menunggu beberapa detik sebelum huruf berubah.
Ini pula yang membuat Microsoft Indonesia tak khawatir. ”Kalau membuat dokumen harus online, malah keluar biaya lebih,” kata Subhan Novianda, Platform Strategy Manager Microsoft Indonesia. Selain kendala Internet, untuk berpindah ke aplikasi Google, diperlukan waktu untuk beradaptasi. ”Biasanya, jika pemakai sudah terbiasa dengan satu aplikasi tertentu, sulit untuk berpindah,” ujarnya.
Kritik selanjutnya untuk Docs&Spreadsheets adalah seputar keamanan. Pasalnya, semua dokumen tersimpan di server milik Google, bukan di komputer pribadi pemakai. ”Sebagai aplikasi baru, memang belum teruji keandalannya, termasuk soal keamanan,” kata Benhard. Jadi, sebaiknya tetap menyimpan sendiri dan segera menghapus dokumen rahasia Anda yang tersimpan di account Google itu.
Adek Media
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo