Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Halooo.... Baru pada panggilan ketiga Yenni Hartati Svensson mengangkat teleponnya. Wanita kelahiran Pekanbaru yang tinggal di Swedia ini pun berbincang dengan Tempo selama setengah jam. Gratis. Tak ada biaya dalam percakapan internasional pada pekan lalu itu. Paling hanya biaya koneksi internet, listrik untuk komputer, plus modal untuk membeli headphone seharga Rp 30 ribu.
Yenni, 27 tahun, baru mengenal cara bertukar suara melalui jaringan internet itu tiga bulan lalu. Suaminya memberi tahu agar ia memanfaatkan program Voice over Internet Protocol (VoIP) gratis di Indonesia. Namanya VoIP Rakyat.
Dia cukup mendaftarkan namanya di situs www.voiprakyat.or.id, lalu pasang perangkat lunak seperti X-Lite atau Idefisk. Perangkat yang didapat dari situs itu bisa dijalankan di sistem operasi Windows atau Linux. Yenni bisa mengobrol sepuasnya dengan orang-orang di Tanah Air. Modalnya hanya komputer yang sudah dilengkapi koneksi internet dan perangkat multimedia. ”Sayang, keluarga di Riau belum punya akses internet,” ujar Yenni.
Saling bertukar suara melalui jaringan internet bukan lagi hal baru. Di Indonesia, suara yang dikirim melalui protokol internet ini muncul ketika pakar teknologi informasi Onno W. Purbo mengenalkan VoIP Merdeka pada awal 2003. VoIP Merdeka tumbuh setelah pemerintah berencana menaikkan pulsa telepon pada tahun itu.
Gagasan telekomunikasi murah itu pun mendapat sambutan luar biasa. Sampai-sampai ada beberapa perusahaan di Indonesia yang bersedia memberi layanan telepon murah ke perangkat telepon konvensional via VoIP. Tapi, pemerintah segera melarang layanan dari VoIP ke telepon konvensional dan hanya membolehkan dari VoIP ke VoIP. Para pelanggar ditangkap.
Ingar-bingar VoIP Merdeka pun meredup. Apalagi ada hambatan akibat kendala teknis seperti proses instalasi yang susah. Layanan ini hanya berkembang di kalangan praktisi teknologi informasi.
Cita-cita telepon murah dari Onno rupanya terus terngiang di benak Anton Raharja, 28 tahun. Ia, bersama rekannya Sindu Irawan dan Bona Simanjuntak, masih terpesona pada gagasan ”merdeka” dari biaya pulsa telepon yang begitu mencekik. Anton, Sindu, Bona, dan rekan-rekannya di Information and Communication Technology (ICT) Center DKI Jakarta langsung mendirikan VoIP Rakyat pada pertengahan 2003.
Mula-mula para alumni Sekolah Tinggi Teknik Telkom Bandung ini meluncurkan VoIP Rakyat melalui situs www.voiprakyat.net. Mereka memakai sistem instalasi yang berbeda dari VoIP Merdeka. Bila Onno menggunakan protokol H.323 dari institusi telekomunikasi ITU (International Telecommunications Union) sebagai sistem instalasi, VoIP Rakyat menggunakan Protokol Pengawalan Sesi (SIP) buatan institusi yang khusus menangani internet.
Namun, terbatasnya infrastruktur sistem instalasi ini, kata Anton, ”Membuat VoIP Rakyat berhenti sementara.” Mereka juga kekurangan dana sehingga harus menutup situs voiprakyat.net.
Aktivitas VoIP Rakyat yang bermarkas di Kali Malang, Jakarta Timur, hidup kembali pada Oktober 2005 dengan bantuan dari beberapa sponsor seperti Acer dan Internetindo Data Centra (IDC) Indonesia. Servernya beralih dengan menggunakan Asterisk dari sebelumnya SIP Express Router. Domainnya juga berubah menjadi www.voiprakyat.or.id.
Setahun berjalan, pendaftar di situs VoIP Rakyat bergerak mencapai 15 ribu orang. Sekitar 4.000 orang aktif bertelepon ria antarkomputer. Mereka menggunakan telepon internet ini selama 100 ribu menit.
Jumlah pendaftar VoIP Rakyat kemudian melonjak hampir dua kali lipat hanya dalam enam bulan. Hingga pekan kemarin tercatat lebih dari 28 ribu pendaftar VoIP Rakyat. Sepertiganya aktif menelepon, sementara pemakaiannya lebih dari 195 ribu menit. ”Sampai akhir tahun ini diperkirakan pemakaian teleponnya mencapai 300 ribu menit,” ujar Anton.
Dengan perhitungan jumlah menit itu, Anton bisa memperkirakan penghematan dana melalui VoIP Rakyat. Saat ini harga pulsa telepon lokal sebesar Rp 125 per menit. Maka, untuk pemakaian 300 ribu menit, VoIP Rakyat telah menghemat uang pulsa Rp 37,5 juta selama setahun. Penghematan bisa jauh lebih besar lagi jika menghitung tarif interlokal dan internasional.
Anton mengatakan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kualitas VoIP Rakyat, misalnya dengan meningkatkan kapasitas waktu percakapan. Dalam situs voiprakyat.or.id, pendaftar juga bisa membuat blog dalam bentuk video dan suara. Semua fasilitas itu bisa dinikmati tanpa dipungut biaya.
VoIP Rakyat memang bisa dimanfaatkan perusahaan yang mempunyai banyak cabang. Menurut Anton, saat ini sudah ada beberapa perusahaan menengah ke bawah yang terdaftar. Namun, perusahaan yang memanfaatkan VoIP Rakyat itu tak diperkenankan menjadikannya bisnis. ”Tren VoIP adalah gratis, bukan bisnis, meski bisa dipakai untuk kepentingan bisnis,” ujar Anton.
Tak hanya mencoret biaya pulsa, ongkos berinternet pun bisa dipangkas. Tengoklah yang dilakukan Maman Sulaeman, 35 tahun. Dia menggunakan jaringan internet nirkabel dengan wajanbolic buatannya. Istilah wajanbolic dipopulerkan oleh Onno. Benda ini adalah semacam antena yang terbuat dari wajan. Maman tinggal membayar biaya buat jasa penyelenggara internet yang kisarannya antara Rp 150 ribu hingga Rp 350 ribu per bulan.
Maman menggunakan VoIP Rakyat untuk menunjang usahanya di bidang teknologi informasi di Jakarta Timur. Dia selalu mencantumkan nomor VoIP Rakyat pada situsnya yang menjual wajanbolic dan jasa internet lainnya. ”Saya dua kali menghemat: memakai wajanbolic dan VoIP Rakyat,” katanya.
Pemangkasan biaya juga bisa dilakukan dengan cara urunan memasang internet atau yang dikenal dengan sebutan RT/RW Net. Ini dilakukan Agus Supriyanto, 40 tahun. Warga Ciledug, Tangerang, ini memanfaatkan fasilitas VoIP Rakyat dengan RT/RW Net. ”Apalagi kalau VoIP-nya bisa ke pesawat telepon,” kata Agus.
Server Asterisk yang dimiliki VoIP Rakyat memang memungkinkan pendaftar menelepon dari komputer ke pesawat telepon biasa. Tapi, sekali lagi, larangan pemerintah yang kesannya melindungi operator-operator telepon yang sudah ada membatasi cakupan telepon murah ini.
Anton mengatakan, sebenarnya dalam hal mengobrol dari komputer ke telepon belum ada aturan yang baku dan jelas. ”Masih di area abu-abu,” kata Anton. Toh, sudah ada pengusaha VoIP yang ditangkap. Adrie Tanuwidjaja asal Bandung, misalnya, mendekam di penjara lebih dari seminggu pada tahun 2000 dengan tuduhan mencuri pulsa karena menggunakan teknologi VoIP.
Halooo! Ini dari Rakyat...
Yandi MR
Langkah-langkah bertelepon:
- Mendaftarkan diri di situs www.voiprakyat.or.id. Isi formulir yang disediakan. Begitu selesai pendaftaran, Anda akan langsung menerima nomor telepon yang terdiri atas lima angka, misalnya 48567.
- Mengunduh perangkat lunak khusus telepon. VoIP Rakyat sudah menyediakan navigasinya. Anda bisa mengunduh perangkat khusus Voiprakyat Versi 0.3.1. Tapi aplikasi ini hanya berlaku bagi pengguna sistem operasi Windows. Ada delapan pilihan aplikasi seperti iaxLite Windows, SJPhone 2.8.9a Windows, SJPhone 2.9.9a Linux, SJPhone 2.9.9a Macintosh, X-Lite 3.0 Windows, X-Lite 3.0 Linux, X-Lite 3.0 Macintosh, Idefisk 1.3.7 Windows, Idefisk 1.3.7 Linux.
- Pasang perangkat itu dalam komputer. VoIP Rakyat menyediakan petunjuk pemasangan semua perangkat.
- Klik aplikasi yang sudah terpasang. Isi formulir seperti tampilan nama yang dikehendaki, nama pengguna, kata sandi, serta alamat domain. Tulis voiprakyat.or.id pada alamat domain.
- Saatnya bertelepon gratis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo