Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Jebakan Tikus Para Penyamun

Seorang Portugis dan satu perusahaan Australia menyamun halaman di 25 juta situs internet. Para pengakses ''diculik" dan ''disandera" di dalam kios-kios mesum.

10 Oktober 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANGEL Munoz, presiden NewWorld.com, sebuah situs permainan internet untuk remaja, siang itu sebenarnya sedang mengadakan pertemuan dengan dewan direksinya. Siapa sangka rapat yang mestinya berjalan resmi dan serius itu berubah jadi memalukan.

Kejadiannya begini. Munoz hendak memamerkan betapa mudahnya akses menuju situs perusahaan tempatnya bekerja melalui mesin pencari Alta Vista. Alih-alih tiba di halaman pertama situs, yang muncul justru foto-foto wanita telanjang dalam pose ''seronok". Keruan saja Munoz kaget setengah mati.

Untung, ia tak kurang akal. Dengan tenang, diarahkannya kursor komputer ke ikon Home di atas layar untuk berpindah halaman. Siapa tahu, itu tadi cuma kesalahan ketik, begitu pikir Munoz. Tapi, begitu diklik, lagi-lagi yang muncul gambar sejenis, bahkan lebih banyak. Berkali-kali ia mengeklik ikon, baik Back, Forward, maupun Home, tapi—sampai ia frustrasi—yang muncul halaman yang itu-itu saja. Saking jengkelnya, ia memutuskan begitu saja koneksi internet komputernya dan segera angkat kaki dari depan meja kerja, dengan muka merah padam. ''Saya syok sekali," kata Munoz, seperti dikutip harian The New York Times.

Munoz tidak sendiri. Peselancar (netter) di seluruh dunia yang hendak mencari informasi mengenai Harvard Law Review atau alamat situs tentang Oklahoma tornadoes, news about Kosovo, ataupun child car seats melalui mesin pencari Alta Vista mengalami nasib serupa. Mereka ''diculik" menuju kios-kios mesum tanpa sekali pun bisa meloloskan diri, persis seperti tikus yang terperangkap jebakan.

Di depan pers Amerika, Komisi Perdagangan Federal (FTC) pekan lalu mengungkapkan bahwa setidaknya 25 juta situs, atau dua persen dari semua situs yang ada di internet, telah dibajak melalui cara kurang ajar seperti itu. Menurut catatan Jodie Bernstein, direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC, korbannya sudah belasan ribu orang. Alta Vista mengaku mendapat 20 sampai 30 keluhan per minggu dari pemakai mesin pencarinya.

Modus operandi para penyamun itu disebut sebagai pagejacking atau mousetrapping. Modus ini berbeda dengan pola tradisional yang biasa dipakai para hacker selama ini. Penyamun halaman (pagejacker) bukan sekadar menyusup ke salah satu situs untuk kemudian mengacak-acak isinya. Mereka bergerak lebih jauh, memanipulasi data di mesin-mesin pencari, lalu ''menculik" pengaksesnya ke situs yang mereka kehendaki.

Cara pembajakan itu begini. Para penyamun itu membuat tiruan dokumen meta tags suatu situs, yakni semacam deskripsi tersembunyi informasi alamat suatu halaman situs yang akan dipakai oleh mesin pencari semacam Alta Vista atau Infoseek untuk mengarahkan pengakses menuju ke sana. Begitu pengakses mencoba mengakses situs yang dibajak tadi, otomatis mesin pencari akan mengarahkannya ke alamat yang salah. Dan pengakses pun terjebak ke dalam apa yang disebut sebagai ''perangkap tikus."

Kalau dianalogikan, modus itu mirip dengan upaya mengeklon sebuah toko, kemudian menempatkannya berhadapan di jalan yang sama. Hanya, sementara toko yang asli menjual permen, versi klonnya berdagang barang-barang porno. Begitu ada calon pembeli datang, pembajak bertindak seolah-olah menjadi pemandu yang membimbing pembeli ke toko penjual benda mesum dan berusaha membuatnya tidak bisa keluar.

Bernstein mengatakan, identitas para penyamun halaman internet itu sudah dapat diendus. Pelaku pertama dikenal dengan nama Carlos Pareira dari Portugal. Reputasi Pareira sudah terkenal di komunitas penyamun digital. Pengelola situs Piratelynx.com itu konon pernah sesumbar, ''Mampu mengontrol Alta Vista." Tapi salah seorang eksekutif Alta Vista membantah situsnya dapat dikendalikan penyabot dari luar. Selain Pareira, pelaku yang sudah diketahui adalah sebuah perusahaan Australia, WTFRC PTY Ltd.

Penyamunan halaman internet sebetulnya tidak mendatangkan kerugian apa pun bagi peselancar, kecuali waktu, atau paling banter hanya menerbitkan rasa jengkel. Jika Anda tak mau diganggu para penyamun itu, pasanglah program penyaring semacam Net Nanny atau Cyber Patrol pada komputer Anda. Namun, seandainya Anda sudah dijebak dan disandera di sebuah kios porno, solusinya gampang. Putuskan saja hubungan internet (log off) tanpa harus mematikan komputer, lalu lakukan proses koneksi baru lagi (log in). Beres.

Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus