Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Baterai pada laptop menjadi salah satu komponen penting untuk menjalankan operasi perangkat itu. Namun karena beberapa sebab, mungkin membuat baterai pada laptop bocor dan rusak. Ada gejala-gejala yang muncul dari kerusakan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laman Universitas Montana di Amerika Serikat mencatat pada tahun 2006 hingga 2011 terdapat ratusan ribu baterai laptop yang ditarik dari pasaran. Produsen laptop secara tidak sengaja memasukkan partikel logam ke dalam sel baterai selama proses pembuatan.
Dalam contoh kasus yang memang sedikit jumlahnya, partikel-partikel ini dapat menembus lembaran plastik yang berfungsi sebagai pemisah. Lembaran plastik ini mencegah elektroda positif dan negatif di dalam sel supaya tidak bersentuhan.
Memicu Panas Berujung Korsleting
Jika elektroda positif dan negatif tadi bersentuhan, maka dapat menghasilkan panas yang bisa menyebabkan separator rusak. Lebih lanjut efeknya pada korsleting yang lebih banyak begitu pula pemanasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perlu untuk mengetahui gejala atau tanda bahwa baterai laptop tengah korsleting, diantaranya:
- Jika menimbulkan percikan, cairan yang mudah terbakar dapat menyala, menyebabkan kebakaran.
- Suhu di dalam baterai naik dengan cepat, baterai dapat meledak karena tekanan yang meningkat.
- Menyebabkan suhu naik perlahan, baterai bisa meleleh, dan cairan di dalamnya bisa bocor.
Saat korsleting terjadi, tak butuh waktu lama untuk baterai untuk terbakar. Ketika baterai lithium-ion berada pada suhu yang cukup tinggi, bahan elektroda akan terurai dan melepaskan oksigen. Hal ini membuat pemanasan akan lebih cepat yang berakhir pada kemungkinan ledakan dan kebakaran.
Kejadian buruk tersebut tentu dapat dicegah dengan beberapa tahap penggunaan laptop yang baik dan sesuai prosedurnya.
Jangan biarkan laptop terus-menerus mengisi daya
Setelah baterai terisi penuh, cabut stekernya. Jika baterai menjadi panas, segera cabut laptop. Mematikan laptop secara langsung dari stop kontak listrik dengan baterai dilepas jika laptop berada di tempat semi permanen seperti kantor atau tempat kerja.
Jangan pula melepas baterai ketika komputer sedang hidup atau pada mode siaga juga tidur. Hal ini dapat membuat sistem rusak dan memungkinkan untuk merusak perangkat keras laptop. Serta memasukkan baterai ke dalam laptop yang sedang berjalan juga dapat merusak sistem. Jadi, melepas atau memasang kembali baterai, lakukan hanya saat laptop benar-benar mati atau hibernasi.
Saat menggunakan laptop, pastikan ventilasi tidak terhalang
Jangan pernah bekerja dengan laptop di atas bantal atau bantal. Jika memungkinkan, letakkan di atas dudukan yang ditinggikan yang memungkinkan banyak aliran udara. Juga, bersihkan ventilasi sesering mungkin dengan sekaleng udara bertekanan.
Selain dua hal diatas perlu juga untuk memperlakukan baterai laptop secara hati-hati, karena kerusakan fisik dapat menimbulkan resiko kebakaran yang lebih besar.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga : 5 Fitur Tersembunyi Windows 11 untuk Kinerja Maksimal