Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Kemenag Luncurkan Pegon Virtual Keyboard pada Januari 2024, Ini Manfaatnya

Inovasi ini akan diluncurkan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) pada 6 Januari 2024.

24 Desember 2023 | 08.39 WIB

Kitab Babad Cirebon yang ditulis dengan huruf Arab pegon dipamerkan di Museum Sri Baduga, Bandung, Jawa Barat, 4 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Kitab Babad Cirebon yang ditulis dengan huruf Arab pegon dipamerkan di Museum Sri Baduga, Bandung, Jawa Barat, 4 September 2014. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyusunan papan ketik virtual aksara Pegon (Pegon virtual keyboard) sudah final. Inovasi ini akan diluncurkan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) pada 6 Januari 2024. Peluncurannya bertepatan dalam rangkaian peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-78 Kementerian Agama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelaksana tugas Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantrean Waryono menuturkan saat ini segala persiapan teknis terkait Pegon virtual keyboard telah selesai dilakukan. “Alhamdulillah, per hari ini papan ketik virtual aksara pegon sudah siap dipasang,” kata Waryono dilansir dari situs Kementerian Agama pada Ahad, 24 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pegon Virtual Keyboard itu mulai bisa digunakan publik setelah resmi diluncurkan. Pria kelahiran Cirebon itu menyatakan bahwa pengadaan Pegon virtual keyboard adalah amanat Kongres Aksara Pegon I yang diselenggarakan pada 2022.

“Salah satu hasil kesepakatan Kongres Aksara Pegon tahun 2022 mengamanatkan kepada Kementerian Agama untuk mengawal keberlangsungan penggunaan aksara Pegon di madrasah dan pesantren,” lanjutnya.

Dengan adanya Pegon virtual keyboard ini, Waryono berharap masyarakat luas dapat mengakses warisan kekayaan Nusantara melalui perangkat digital, baik smartphone, laptop, dan lainnya. Hal ini, lanjut dia, merupakan bagian dari cara merawat eksistensi aksara Pegon.

“Ke depan publik luas bisa menggunakan pegon sebagai alternatif aksara yang bisa dipilih di dalam mengetik di perangkat digital, baik untuk kepentingan komunikasi sehari-hari atau untuk menuangkan gagasannya,” pungkasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus