Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Lab NASA Bisa Diretas dengan Komputer Sederhana Raspberry Pi

Berbagai paten atas teknologi terkini hasil penelitian dan pengembangan NASA dapat menjadi sasaran empuk untuk dicuri oleh peretas.

24 Juni 2019 | 17.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Komputer Pi Zero dari Raspberry Pi Foundation seharga US$ 5. techtimes.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) baru-baru ini membenarkan bahwa mereka telah menjadi korban pencurian data yang dilakukan oleh peretas. Peretasan itu menimpa fasilitas Laboratorium Jet Propulsion mereka yang berlokasi di Pasadena, Amerika Serikat, sebagaimana dilansir Digital Trends akhir pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak kurang dari 23 data berhasil dicuri selama sepuluh bulan terakhir. Dua di antara data tersebut adalah data yang penting karena menyangkut informasi tentang Peraturan Lalu Lintas Internasional dalam Senjata, yang mengontrol transfer teknologi militer dan luar angkasa terkait dengan Misi Laboratorium Sains Mars.

Laboratorium Jet Propulsion dilansir dari situs resminya, adalah fasilitas riset nasional Amerika Serikat yang menjadi tempat pengembangan satelit sains, produksi pesawat antariksa antar planet, dan pengiriman misi robot untuk mempelajari semua planet di tata surya serta asteroid, komet, dan bulan Bumi.

Di luar itu fasilitas ini mengembangkan dan mengelola Deep Space Network milik NASA, sebuah sistem antena di seluruh dunia yang berkomunikasi dengan pesawat antariksa antarplanet.

Menurut Business Insider, peretasan yang terjadi melibatkan penggunaan Raspberry Pi, sebuah perangkat murah yang selama ini banyak digunakan untuk para pemula mempelajari kode dan mengerjakan proyek sederhana.

Melalui laporan resmi yang dikeluarkan, diketahui bahwa peretasan terjadi selama 10 bulan tanpa teridentifikasi oleh pihak laboratorium. Hal ini menunjukkan adanya kelemahan di mana komputer yang tertambat ke jaringan tidak terlebih dahulu diidentifikasi oleh pejabat keamanan.

Laporan juga menemukan adanya kecerobohan dari administrator sistem yang tidak konsisten melakukan inventarisasi atas perangkat yang tertambat ke jaringan.

Peretasan jika terjadi lebih jauh, dapat membahayakan karena dapat berpindah ke sistem misi, yang dapat memberikan peretas kemampuan untuk mengirim sinyal berbahaya ke misi penerbangan luar angkasa yang yang melibatkan manusia.

Selain itu, berbagai paten atas teknologi terkini hasil penelitian dan pengembangan NASA dapat menjadi sasaran empuk untuk dicuri oleh peretas.

BUSINESSINSIDER | DIGITALTRENDS | JETPROPULSIONLABORATORY | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ                      

 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus