Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEKILAS tampilan halaman muka situs Gresnews.com tak beda dengan kanal berita lain. Tapi coba klik beberapa kali. Di setiap berita ada pilihan menu Topic Monitor, Timeline, Quotes, Pro-Contra, Trends, Relation Graph, dan Map.
Topic Monitor berisi semua tautan berita yang berhubungan dengan subyek tertentu, misalnya berita soal Dewan Perwakilan Rakyat atau Misbakhun. Timeline memuat urutan waktunya. Di menu Pro-Contra, pembaca bisa memilih dua pendapat dari satu subyek berita, misalnya antara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan anggota DPR, Bambang Soesatyo. Di menu Trends dapat dilihat grafik jumlah berita per hari dalam 60 hari terakhir sehingga bisa dilihat apakah berita itu sedang ”panas-panasnya” atau sudah ”mendingin”.
Anda mungkin berpendapat menu seperti itu tak istimewa. Hal itu benar jika proses pengisian setiap menu dilakukan oleh pengunggah berita. Namun semua proses dan menu di Gresnews, seperti motonya: intelligent, automatic, dikerjakan mesin alias komputer. Silakan bandingkan dengan menu-menu di Bataviase.co.id.
Gresnews dan Bataviase adalah agregator atau situs pengumpul berita berbahasa Indonesia. Keduanya mengumpulkan berita dari puluhan situs berbahasa Indonesia seperti Tempointeraktif, Republika, Detik, Vivanews, dan Kompas.com. Proses di dua pengumpul berita ini sepenuhnya dijalankan komputer. Jika dilihat dari menunya, Gresnews tampak lebih cerdas daripada Bataviase. Mesin Bataviase hanya membuat ringkasan dan tautan berita.
Karena seratus persen dijalankan mesin, Ismail Fahmi, 36 tahun, mengelola laman Gresnews sendirian. ”Saya kerjakan tiap malam sepulang kerja,” kata Ismail, yang bekerja di Advanced Rich Media Technology (Adrime), perusahaan teknologi periklanan di Amsterdam, Belanda. Dia membuat Gresnews sejak Agustus 2009, tiga bulan setelah menyelesaikan program doktoral computational linguistic di Universitas Groningen. Gresnews ini, kata Ismail, menjadi media eksperimen dia.
Ilmu yang dipelajari Ismail ini unik, yakni bagaimana komputer berinteraksi, memahami dan mengolah bahasa manusia. ”Semula saya juga tidak mengerti ilmu apa ini. Saya malah merasa salah memilih jurusan.” Ismail adalah sarjana teknik elektro Institut Teknologi Bandung dan menuntaskan master ilmu informasi di Universitas Groningen.
Ada beberapa program pengolah teks bahasa Indonesia yang bekerja di balik layar Gresnews. Sebagian dia peroleh dari program open source. Ada juga yang dibuat sendiri, seperti Part of Speech (PoS) Tagger, Gazetter, Relation Extraction, dan Sentiment Detection.
Fungsi PoS Tagger untuk memberikan label kata sifat, kata benda, atau kata kerja pada setiap kalimat. Relation Extraction untuk menemukan kaitan antaristilah. Tugas Sentiment Detection adalah meraba emosi atau perasaan dalam kalimat. Alhasil, mesin Gresnews bisa menampilkan berbagai berita secara komprehensif dengan otomatis.
Sudah secanggih itu, menurut Ismail, tampilan di Gresnews ini baru sebagian kecil kemampuan dari teknologi pengolah bahasa. Ismail masih mengembangkan beberapa fitur cerdas baru, seperti mengaitkan berita di antara dua pelaku yang berbeda. ”Jadi bisa ketahuan, misalnya, apa hubungan antara Paskah Suzetta dan Miranda Goeltom.”
Seperti yang dinujum futurolog Lembah Silicon, David Siegel, teknologi komputasi bahasa diperkirakan akan menjadi penentu masa depan Internet. Setelah era kolaborasi, seperti Facebook, YouTube, dan MySpace, generasi web 2.0 itu diramalkan akan digantikan era web semantik seperti yang sebagian sudah ditampilkan Gresnews. ”Semua piranti lunak yang ada hari ini akan pensiun,” ujarnya. Semua content dan informasi terhubung dalam gudang besar bernama web semantik.
Internet akan lebih cerdas memahami bahasa manusia. Mesin pencari seperti Google akan menjadi mesin penjawab. Misalnya jika ingin mendapatkan informasi ukuran sepatu Paris Hilton, tak lagi mengetikkan kata kunci ”Paris Hilton ukuran sepatu”, tapi Anda bisa langsung bertanya ”Berapa ukuran sepatu Paris Hilton?”
Sapto Pradityo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo