Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Memilih Berpisah

26 April 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HASTA Mitra tak lepas dari friksi di dalam tubuhnya sendiri. Sejak Hasjim Rachman meninggal pada Juni 1999, tugas penyuntingan hingga urusan pemasaran dan hubungan kerja dengan penerbit-penerbit di luar negeri dipegang Joesoef Isak seorang. Pramoedya tetap berkarya sebagai penulis dan menunggu pembayaran royalti atas hasil goresannya.

Kendati Hasta Mitra telah menerbitkan berbagai hasil karya eks tahanan politik, tulisan Pramoedya tetap menjadi tulang punggung. Buku-buku Pramoedya juga telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, seperti Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, Vietnam, dan Tagalog. Maxwell Lane adalah anggota staf kedutaan Australia yang menerjemahkan karya-karya Pramoedya.

Namun, pada September 1981, Lane dipulangkan pemerintahnya. Ketika berada di Negeri Kanguru, Lane berhubungan dengan penerbit Penguin Book Australia. Terjemahan itu menarik minat Penguin Book Amerika hingga akhirnya Bumi Manusia, yang versi terjemahannya berjudul This Earth of Mankind, dicetak sampai lima kali.

Lambat-laun Pramoedya merasa ada yang janggal karena kerap kali honorariumnya dipotong tanpa alasan. Namun dia tak mau mempermasalahkannya karena hubungan persahabatan mereka. Hingga pada 2002, Pramoedya bersama putrinya, Astuti Ananta Toer, memergoki pembajakan hasil karyanya di Yogyakarta.

Pembajakan dengan cara menggelembungkan jumlah cetakan buku yang dilakukan atas dasar perintah cetak Joesoef itu membuatnya kecewa. Pramoedya kemudian ”menarik tangannya” dari Hasta Mitra dan menyerahkan seluruh hak cipta, penerbitan, dan peredaran karya-karyanya kepada penerbit Lentera Dipantara, yang dikelola Astuti.

Dalam wawancara dengan Tempo pada Januari 2006, Joesoef mengatakan anak Pramoedya adalah orang yang mengerti keuangan dan bisnis. ”Ini mungkin yang terbaik,” kata penerima Wertheim Award dari Belanda pada 2005 ini. Joesoef menambahkan, Hasta Mitra dengan tulisan-tulisan Pramoedya adalah babak perlawanan terhadap Soeharto. ”Dan babak ini sudah selesai,” ujarnya.

Rini Kustiani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus