Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid optimistis perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau AI, akan membantu pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Investasi untuk AI generatif di sektor swasta disebut meningkat lebih dari 6 kali lipat dari US$ 4 miliar pada 2021 menjadi US$ 25 miliar pada 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tidak hanya itu, masifnya perkembangan AI juga memberi manfaat bagi sektor pekerjaan di tingkat global,” katanya dalam acara Indonesia AI Day 2024 di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Kamis, 14 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di negara-negara berpendapatan tinggi, kata Meutya, AI berdampak terhadap 60 persen pekerjaan. Dampaknya mencakup 40 persen pekerjaan di negara berpendapatan menengah, kemudian sekitar 26 persen di negara berpendapatan rendah.
Mantan anggota Komisi Digital DPR ini menyebut kondisi 2034 menjadi titik penting bagi Indonesia untuk mencapai status high income economy pada 2038. Jika status itu tergapai, produk domestik bruto (PDB) per kapita nasional diperkirakan akan mencapai US$ 15.700 atau 3 kali lipat lebih besar dari PDB per kapita 2023.
Dengan asumsi bahwa pemanfaatan teknologi digital bisa mendorong produktivitas dan kesejahteraan, Meutya menyebut 5 tahun ke depan merupakan periode penentu. “Yang menentukan arah dan laju kemajuan bangsa Indonesia,” tuturnya.
Kementerian Komdigi, dia meneruskan, telah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045. Panduan soal pemanfaatan kemajuan teknologi digital ini dirancang untuk pemerintah, industri, maupun masyarakat. “Dokumen ini juga meletakkan AI menjadi salah satu teknologi utama yang perlu diperkuat tata kelola, pengembangan maupun pemanfaatannya.”