Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Kata Pakar Pendidikan dari UM Surabaya soal Rencana Penerapan Kembali Sistem Penjurusan di SMA

Pakar Pendidikan dari UM Surabaya menilai sistem penjurusan di SMA dapat membantu siswa belajar dengan lebih terfokus dan efisien.

15 April 2025 | 13.02 WIB

Ilustrasi siswa SMA. ANTARA
Perbesar
Ilustrasi siswa SMA. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jawa Timur, Achmad Hidayatullah, menyambut positif rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengembalikan sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA mulai tahun ajaran 2025/2026.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dayat, panggilan akrabnya, menyatakan sistem penjurusan dapat membantu siswa belajar dengan lebih terfokus dan efisien. “Dengan sistem jurusan, siswa tidak akan terbebani oleh materi yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya. Ini akan meningkatkan kesiapan mereka melanjutkan studi ke perguruan tinggi,” kata dia seperti dikutip dari Antara, Senin, 14 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menanggapi kekhawatiran bahwa sistem penjurusan bisa membatasi wawasan siswa, Dayat berpendapat bahwa hal itu tidak memiliki dasar yang kuat. Ia menjelaskan bahwa kurikulum masih memberikan ruang untuk pembelajaran lintas disiplin secara seimbang.

Dayat mencontohkan, siswa jurusan IPS tetap akan mempelajari matematika sesuai dengan kebutuhannya, sementara siswa jurusan IPA juga tetap memperoleh pelajaran ilmu sosial dalam porsi yang proporsional.

Lulusan Doctoral School of Education University of Szeged, Hungaria, itu juga mengatakan sistem tanpa penjurusan justru kurang menguntungkan bagi siswa karena mereka harus mempelajari terlalu banyak mata pelajaran, termasuk yang kurang relevan dengan minat atau kebutuhan mereka.

Jika kondisi tersebut terus berlangsung, kata dia, ada kemungkinan minat siswa terhadap program studi seperti matematika, fisika, kimia, atau biologi di jenjang perguruan tinggi akan menurun.

Meski begitu, Dayat menekankan pentingnya peran sekolah dan guru dalam menghapus anggapan bahwa jurusan IPA lebih unggul daripada jurusan lainnya. “Dalam kerangka teori kognitif sosial, guru memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan diri siswa di semua jurusan. Tidak boleh ada lagi anggapan bahwa satu jurusan lebih baik dari yang lain,” katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus