Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - OpenAI resmi meluncurkan fitur Deep Research untuk penelitian multilangkah dan perintah pencarian yang rumit. Fitur ini akan menemukan, menganalisis, dan merangkum dari ratusan sumber untuk membuat laporan lengkap yang setingkat analis riset.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemampuan Deep Research diklaim bisa menyelesaikan dalam waktu puluhan menit, sedangkan pengerjaan manual oleh manusia butuh waktu berjam-jam. Fitur Deep Research dapat diakses oleh pengguna secara berbayar. "Tersedia untuk pengguna Pro, Plus dan tim," tulis OpenAI dalam situs resmi mereka, Minggu, 2 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengembangan ini didukung versi model OpenAI o3 yang dioptimalkan untuk penelusuran situs dan analisis data. Kecerdasan buatan ini memanfaatkan penalaran untuk mencari, menafsirkan, dan menganalisis sejumlah besar teks, gambar, dan berkas PDF di internet sesuai kebutuhan sebagai reaksi terhadap informasi yang ditemuikan.
"Deep Research menandai langkah penting menuju tujuan kami yang lebih luas untuk mengembangkan AGI (Artificial General Intelligence) yang telah lama kami bayangkan mampu menghasilkan penelitian ilmiah baru," tulis OpenAI.
Deep Research ditujukan untuk orang-orang yang melakukan pekerjaan pengetahuan intensif di bidang-bidang seperti keuangan, sains, kebijakan, dan teknik, serta membutuhkan riset yang menyeluruh, tepat, dan andal. Riset mendalam juga berguna bagi pembeli produk yang mencari rekomendasi sesuai personal untuk pembelian yang umumnya perlu riset cermat, seperti mobil, peralatan, dan furnitur.
Setiap hasil riset akan didokumentasikan sepenuhnya, dengan kutipan yang jelas dan ringkasan pemikiran, sehingga mempermudah untuk merujuk dan memverifikasi informasi. OpenAI mengklaim Deep Research sangat efektif untuk menemukan informasi khusus yang tidak intuitif yang mengharuskan penelusuran banyak situs.
Fitur ini juga akan memangkas waktu pengguna yang melakukan riset rumit dan lama. OpenAI telah menguji dengan tugas-tugas nyata, yang memerlukan penggunaan peramban dan alat Python, menggunakan metode pembelajaran penguatan yang sama di balik OpenAI o1.
Kompetitor AI, seperti Google, sebelumnya juga telah meluncurkan Gemini 2.0 untuk kinerja yang dikhususkan sama dengan Deep Research. Akses untuk riset dan analisis mendalam tersebut juga hanya dapat diakses apabila berlangganan.