Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkap rencana pertemuan dengan pihak Apple Inc. yang akan digelar pekan depan yang bakal membahas proposal investasi dengan lebih spesifik. “Masih sama, tapi (pembahasan) sudah lebih spesifik,” kata Faisol ketika dihubungi Tempo, Jumat, 3 Januari 2024. Namun dia tidak menjelaskan secara detail poin-poin apa saja yang akan dibahas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif kemarin menyampaikan bahwa petinggi dari kantor pusat di Amerika Serikat akan mewakili Apple langsung dalam pertemuan tersebut. “Untuk bernegosiasi dengan Kemenperin pada 7-8 Januari," ujar Febri dalam keterangan tertulis pada Kamis, 2 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak dua bulan lalu, kata Febri, Kemenperin telah mengundang Apple untuk datang langsung ke Indonesia. Namun, gayung baru bersambut pada awal tahun 2025 ini.
Selama ini, kata Febri, pihaknya kerap berdiskusi dengan perwakilan Apple untuk mencari kesepakatan investasi. Namun hal itu tidak bisa dipertimbangkan sebagai pengajuan proposal secara resmi. Dia menuntut negosiasi itu harus dilakukan secara tatap mata.
Menurut Febri, Kemenperin telah mempelajari usulan Apple yang ingin berinvestasi di Indonesia. Kemenperin menilai ada banyak catatan untuk Apple yang akan disampaikan saat pertemuan pekan depan.
Ketika bernegosiasi nanti, kata Febri, pemerintah akan memprioritaskan kepentingan nasional lewat pembangunan manufaktur di Indonesia. Pemerintah akan mendesak Apple memilih skema di bawah aturan perhitungan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). “Yaitu membangun fasilitas produksi atau pabrik di Indonesia," ujarnya.
Apple sebelumnya berencana berinvestasi sebesar US $100 juta atau sekitar Rp1,61 triliun (kurs Rp 16.146,25 per dolar AS). Investasi ini bertujuan memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang disyaratkan pemerintah. Namun, Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani meminta mereka menaikkan komitmen investasi menjadi US$ 1 miliar atau setara Rp16,14 triliun.
Dian Rahma dan Han Revanda berkontribusi dalam penulisan artikel ini.