Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Baru-bari ini seorang peretas mengklaim bahwa ia telah berhasil membobol data 400 juta pengguna atau pemilik akun Twitter dan meminta CEO Twitter Elon Musk untuk menebusnya. Ia memberikan sampel data sebagai bukti dan mengklaim bahwa itu termasuk email serta nomor telepon dari selebritas, politisi, dan lain-lain.
Bagaimana peretas mendapatkan data pribadi
Sang peretas yang diketahui merupakan anggota dari forum breach bernama Ryushi, meneybut bahwa ia mendapatkan data-data tersebut dengan mengeksploitasi kerentanan pada sistem Twitter. Peretas mengatakan data pribadi termasuk email dan nomor telepon orang-orang berpengaruh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peretas ingin jual data tersebut ke Musk
Kabarnya, peretas mencoba mencapai kesepakatan dengan CEO Twitter Musk untuk membeli data tersebut guna menghindari tuntutan hukum General Data Protection Regulation (GDPR).
Baca : Pemilik Akun Twitter Kini Bisa Lihat Jumlah Penayangan Tweet Seperti di YouTube, Caranya?
“Twitter atau Elon Musk jika Anda membaca ini, Anda sedang mempertaruhkan denda GDPR atas pelanggaran 5,4 juta yang menggambarkan denda sumber pelanggaran pengguna 400 juta. Pilihan terbaik Anda untuk menghindari membayar $276 juta denda pelanggaran GDPR seperti yang dilakukan facebook (karena 533 juta pengguna teretas) adalah dengan membeli data ini secara eksklusif,” demikian bunyi pesan yang diklaim dari peretas.
DPC Irlandia menyelidiki kebocoran data Twitter
Berita itu muncul beberapa hari setelah Komisi Perlindungan Data Irlandia (DPC) meluncurkan penyelidikan atas kebocoran data Twitter yang memengaruhi lebih dari 5,4 juta pengguna di seluruh dunia.
"DPC, setelah mempertimbangkan informasi yang diberikan oleh TIC mengenai masalah ini hingga saat ini, berpendapat bahwa satu atau lebih ketentuan GDPR dan/atau Undang-Undang tersebut mungkin telah, dan/atau sedang, dilanggar sehubungan dengan data pribadi pengguna Twitter," sebut sebuah pengumuman dari Komisi Perlindungan Data Irlandia pada 23 Desember lalu.
Sesuai laporan oleh komputer Bleeping, pelanggaran sebelumnya ditemukan pada akhir November dan data dicuri ketika peretas mengeksploitasi kerentanan API yang diperbaiki Twitter pada Januari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pompompurin, pemilik forum breach, mengatakan bahwa ada kumpulan data lain dari 1,4 juta profil akun Twitter yang tidak dijual tetapi hanya dibagikan pada beberapa orang. Pompompurin juga dilaporkan telah menawarkan layanan escrow untuk penjualan tersebut.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Elon Musk Aktifkan Akun Twitternya, Trump: Saya Tidak Tertarik!
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.