Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Potret Wanita dalam Dunia Maya

Wajah wanita di media internet tampil lebih utuh ketimbang di media "nyata". Dari persoalan belanja sampai perkembangan mutakhir wanita, bahkan juga soal lesbian, ada di internet.

21 Desember 1998 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEKAN ini, Hari Ibu diperingati. Karena krisis, mungkin tak ada pesta, perlombaan, atau peringatan khusus lainnya. Namun, rasanya tak berlebihan memberi para ibu kesempatan "memanjakan" diri, setidaknya membebaskan kaum ibu dari urusan "domestik"--urusan pernik-pernik rumah tangga yang biasanya merepotkan. Bagi ibu-ibu yang mempunyai komputer dan akses ke internet, kenapa tidak mencoba memperingati Hari Ibu dengan menjelajahi dunia wanita di jagat maya? Memperingati Hari Ibu dengan menjelajahi situs wanita, selain murah, bisa memperoleh banyak informasi penting dari internet. Bukan tidak mungkin Anda, ibu-ibu, menemukan "pencerahan diri" dari situs-situs yang dikelola dan dikhususkan untuk wanita.

Di internet, banyak situs semacam itu. Ketikkan saja kata "women" di kolom-kolom telusur mesin pencari, niscaya dalam seketika bakal tersaji sederet alamat situs yang berkaitan dengan soal wanita. Untuk memudahkan, langsung saja klik empat bilik yang layak diintip sebagai permulaan pencarian, yakni www.wwwomen.com, www.wowwomen.com, women.msn.com, dan www.women.com.

Empat bilik itu tergolong besar karena menyediakan akses ke situs-situs lain tentang wanita. Pranala (link) di bilik yang dikelola oleh WWWomen (www.wwwomen.com), misalnya, menjangkau direktori-direktori yang terbagi dalam label seni dan hiburan, wanita dan bisnis, ibu dan keluarga, penerbitan, masyarakat dan pemerintah, wanita dan komputer, feminisme, kesehatan dan keamanan, olahraga wanita, juga lesbian, dan sebagainya.

Para pengunjung dipersilakan menuju direktori bilik yang sesuai dengan minat dan keingintahuan masing-masing. Setiap direktori berisi beberapa alamat situs yang berhubungan dengan pelbagai informasi dan kajian seputar wanita. Bagi para "ratu rumah tangga" yang mau tahu tentang info belanja, cobalah ke direktori Women Go Shopping. Tapi, kalau bermaksud melongok perkembangan seputar berita mutakhir dunia wanita, ada direktori publikasi yang bisa diklik. Begitu seterusnya.

Untuk para aktivis perempuan, mungkin ada baiknya juga melongok situs Association of Women for Action and Research (Aware) di www.aware.org.sg atau Global Fund for Women (GFW) di www.igc.apc.org. GFW merupakan organisasi internasional yang mengkhususkan diri pada hak-hak asasi wanita. Markasnya terletak di Palo Alto, California, Amerika Serikat.

Dalam salah satu halamannya, pengelola situs ini menulis bahwa GFW bertujuan mendukung aktivitas kelompok-kelompok hawa di luar Amerika, terutama yang sering menemukan kendala dan yang berkaitan dengan isu kontroversial. Katakanlah soal partisipasi politik dan kepemimpinan, kemiskinan dan peluang ekonomi, hak-hak wanita dalam tradisi agama, hak-hak lesbian, kekerasan wanita, ataupun akses ke teknologi telekomunikasi dan media. Dukungan itu berupa pemberian dana sebesar lebih dari US$ 15 ribu untuk setiap kelompok wanita di luar Amerika. Dan setiap tahun GFW memberikan enam kali bantuan untuk organisasi terpilih.

Organisasi yang berdiri sejak 1987 ini berharap pemberian dana itu dapat membantu organisasi wanita di seluruh dunia untuk memperjuangkan hak-hak dan keadilan demokrasi wanita, sehingga mampu mencapai kedudukan yang setara dengan pria di lapangan sosial, politik, dan ekonomi. Bila berminat, klik saja www.igc.apc.org/gfw/v2/apply.html.

Persoalan wanita di internet memang terasa lebih utuh untuk dibaca dibandingkan dengan potret wanita di media-media massa "nyata" Indonesia. Menurut bekas anggota MPR Marwah Daud Ibrahim dalam bukunya, Wanita dan Media, potret diri perempuan di surat kabar, majalah, film, televisi, iklan, dan buku masih memperlihatkan stereotipe yang merugikan: pasif, bergantung pada pria, menerima keputusan yang dibuat pria, dan terutama melihat dirinya sebagai simbol seks. Malah, sensualitas wanita sering dijadikan menu utama media populer. Tak aneh bila kaum feminis sudah lama meneriakkan pernyataan bahwa media massa mainstream telah mengabaikan perempuan secara umum, khususnya gerakan-gerakan perempuan atau feminisme.

Untung, ada media internet, yang--meski beredar di dunia maya--justru lebih bisa memberikan gambaran nyata sosok perempuan.

Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus