Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Melawan Kanker dengan Virus

21 Desember 1998 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

VIRUS ternyata tak selalu harus dimusuhi. Mikrobia yang selalu diingat sebagai penyebab penyakit dari yang remeh sampai yang segawat AIDS ini ternyata juga bisa berguna. Bahkan untuk melawan penyakit berbahaya seperti kanker.

Itulah yang kini dilakukan para ilmuwan di Axis Genetics, Cambridge, Amerika Serikat. Mereka menggunakan sejenis kacang polong (cowpea) untuk mengusahakan sebuah virus yang digunakan tubuh untuk melawan kanker payudara. Virus ini juga akan digunakan untuk menangani penyakit kanker lain, termasuk tumor paru-paru.

Pada zaman modern ini, kanker tergolong penyakit yang sampai kini masih sulit ditangani. Kesulitan ini disebabkan oleh sel-sel ganas yang leluasa memperbanyak diri karena kegagalan sistem kekebalan tubuh mengenali sel kanker sejak dini. Lemahnya perlawanan sistem kekebalan tubuh juga membuat sel kanker cepat meruyak.

Untuk mengatasi kelemahan itu, Axis menawarkan terapi yang prinsipnya "mengajari" dan memberi sinyal untuk bangun kepada sistem kekebalan tubuh. Caranya justru dengan mengenalkan bahaya. Teknologi tim Axis dikembangkan dari pengamatan terhadap protein dalam tubuh?yang tingkah lakunya sangat berbeda ketika protein itu menjadi bagian jaringan tumor payudara.

Ketika menjadi bagian dari tumor, sebagian gula yang menyelimuti protein akan lenyap. Ini membut protein rentan terhadap serangan antibodi. Kelemahan dalam pertahanan inilah yang kemudian dieksploitasi dengan merekayasa virus yang strukturnya mirip dengan protein sel kanker. Virus alamiahnya diambil dari tanaman cowpea yang kemudian dimodifikasi. Ini dilakukan dengan menyisipkan suatu kode protein yang mirip dengan antigen pada kanker payudara ke dalam DNA virus.

Virus ini kemudian diinjeksikan ke dalam tanaman?bertindak sebagai lini produksi?dan menghasilkan virus rekayasa yang jumlahnya sangat banyak. Dua atau tiga minggu setelah inokulasi, virus itu siap dipanen, lalu "disaring" sebelum diinjeksikan ke tubuh manusia.

Bila masuk ke tubuh, virus tersebut akan diasosiasikan sebagai protein sel kanker. Sebagaimana reaksi tubuh terhadap vaksin, tubuh akan memproduksi antibodi sebagai usaha untuk melawan sel-sel kanker. Jadi, dengan terapi ini, akan diperoleh antibodi untuk menghentikan penyebaran sel kanker payudara yang biasanya juga menyebar ke bagian lain melalui sistem limfa.

Saat ini vaksin telah mulai dicobakan ke binatang. Jika percobaan ini berjalan dengan baik akan segera dicobakan kepada manusia. "Sekarang kami bekerja dengan mitra kami di Kanada untuk melakukan riset lebih jauh dan akan selesai tahun depan. Kami berharap bisa mendapatkan izin untuk dicobakan ke manusia,'' kata Dr. Paul Rodgers dari Axis kepada The Sunday Times.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus