Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum tentu. Beberapa versi wajah Clinton yang sebulan ini muncul di internet hampir semuanya dirusak. Ada yang seperti Pinokio, tokoh boneka kayu dalam dongeng anak-anak itu: hidungnya bisa memanjang bila ia berbohong. Ada pula versi lain, tak jelas lagi ketampanannya.
Sejak jaksa independen AS, Kenneth Starr, memberi akses ke skandal seks Clinton dan Lewinsky di internet, Clinton memang tak hanya jadi bahan pemberitaan dunia. Perilaku Clinton pun jadi obyek lelucon yang disebarkan melalui surat elektronik (e-mail). E-mail ini, seperti biasanya ulah para mania internet, ditambah-tambah lagi, baik dengan suara maupun gambar menggelikan. Dan itu kemudian bersliweran ke mana-mana, termasuk ke Jakarta. "Sehari saya bisa mendapat dua-tiga kiriman," kata Novi, seorang wartawan surat kabar Ibu Kota.
Biasanya, orang memang tak ingin tertawa sendirian. Membagi tawa rupanya pekerjaan mulia juga. Wolf, misalnya. Wiraniaga dari Orange County, Amerika Serikat ini memegang daftar alamat 40 orang yang secara rutin ia kirimi surat. Setiap hari ia mengeposkan empat sampai lima cerita lucu. Menurut Wolf, karena kisah-kisah humor yang dimilikinya--kadang ia menerima dari orang lain juga--semakin lucu dan menarik, orang-orang tetap minta dikirimi.
Semakin canggih teknologi, semakin banyak cara untuk membuat guyonan di internet. Dulu, guyonan yang beredar di surat elektronik kebanyakan hanya teks biasa, tapi sekarang menunya lebih lengkap. Ada foto, audio, dan gambar bergerak. Atau, bahkan video yang bisa memunculkan suara dan gambar bergerak sekaligus.
Humor menyangkut Clinton, misalnya, tak hanya gambar-gambar versi Pinokio. Ada pula versi yang menampilkan video pengakuan Clinton di depan Juri Agung yang dicampur dengan suara Elton John menyanyikan lagu Don't Let the Sun Go Down on Me. Ada juga gambar dancing baby, karakter pertama di internet yang beredar luas di e-mail. Tentu, baby itu berwajah Clinton, yang sedang menari-nari.
Koneksi internet semakin cepat. Ini mempercepat pula waktu pengambilan dokumen lewat internet. Kemampuan komputer juga semakin besar sehingga sanggup memenuhi permintaan pemutaran program audio dan video. Program surat elektronik pun sekarang semakin maju. Jadi, lebih gampang membuka dokumen sampiran (attachment) yang menyertai tubuh surat. Semua humor Clinton tadi dikirimkan sebagai sampiran surat elektronik.
Lelucon lewat surat elektronik yang mewabah sejak kasus Clinton-Lewinsky ini rata-rata dilengkapi daftar sederet alamat pranala (link) ke situs yang menyediakan lelucon aslinya. Untuk mengirim dokumen berbentuk foto, audio, dan video, serta program bantu sebagai sampiran surat elektronik itu, diperlukan program semacam Real Player atau Real Audio (www.realplayer.com), atau Microsoft Windows Media Player (www.microsoft.com). Program-program yang bisa diambil gratis di situs yang menyediakannya ini berfungsi mengurai data-data dalam bentuk video dan audio agar dapat disajikan di layar komputer.
Meski agak merepotkan, rupanya para pengguna internet menyukai mainan baru ini. Sampai-sampai, sebuah perusahaan pendukung periklanan, Forward It (www.forwardit.com), menawarkan kumpulan dokumen yang siap diteruskan ke alamat yang diinginkan dengan cara mudah. Orang tak perlu mengambil atau menyampirkan dokumen apa pun.
Memang, tak semua orang suka kegiatan iseng-iseng seperti ini. Douglas Rushkoff, seorang komentator dan pengarang, jelas-jelas menolak dikirimi lelucon dan ogah masuk dalam daftar Wolf. "Saya tak suka humor yang dikirim lewat e-mail. Cuma memenuhi kotak surat," katanya. Rushkoff juga mengkritik isu-isu lelucon yang dianggapnya cenderung punya bias gender dan ras. Wah, Bung Rushkoff terlalu seius menanggapi guyonan ini.
Wicaksono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo