Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belasan anak berseragam abu-abu putih membanjiri lobi kantor pajak di Jalan Asia Afrika, Bandung, awal pekan lalu. Merubung petugas pelayanan pajak, mereka sibuk menanyakan prosedur mengurus nomor pokok wajib pajak (NPWP). Hanya sekejap, mereka balik kanan dengan wajah manyun. Petugas pajak menjelaskan, mereka belum cukup umur untuk bisa mengantongi kartu wajib pajak. ”Biar dapat diskon kalau belanja,” kata Sakli Anggoro, Kepala Bagian Umum Kantor Pajak Jawa Barat I menirukan jawaban para siswa.
Digeruduk anak-anak usia belasan atau wajib pajak anyar bukan cerita baru bagi petugas kantor pajak di Bandung. Terutama sejak sejumlah tempat belanja serta hotel di Bandung dan Jakarta memberlakukan kartu NPWP sebagai kartu diskon. Program bersama para pengusaha Bandung ini untuk menarik wisatawan domestik datang ke Kota Kembang.
Promosi yang berlangsung mulai awal Mei hingga Juli ini diikuti hampir semua hotel bintang lima dan restoran di Bandung. Selain itu, ada 20-an factory outlet yang bergabung dalam program diskon ini. Factory outlet yang tergolong besar yang mengikuti program ini antara lain The Summit, FOR MEN, The Secret, dan Mode Plus.
Perry Tristianto, pengusaha factory outlet di Bandung, mengatakan target program ini jelas, yakni pemegang kartu wajib pajak yang identik dengan kalangan menengah dan berkantong tebal. Pengusaha Bandung khawatir keuntungan yang diakibatkan kartu itu bakal menggerus pasar mereka. ”Keuntungan bebas fiskal bisa membuat mereka ramai-ramai belanja ke Singapura atau Malaysia,” ujar Perry.
Apalagi, sejumlah penerbangan kini menyorongkan harga tiket yang murah ke negeri tetangga. Setidaknya, hanya dengan Rp 500 ribu, wisatawan lokal itu bisa bepergian ke luar negeri, termasuk penduduk Jakarta yang menjadi andalan pengusaha Bandung di akhir pekan. Perry menunjuk penurunan wisatawan yang sangat signifikan. ”Dulu, tiap weekend, hampir seribu pengunjung di factory outlet. Kini jumlahnya turun sampai 30-35 persen,” kata Perry.
Boleh jadi karena itu Perry bersama sejumlah pengusaha merilis program belanja yang kompetitif. Jika kartu wajib pajak bisa dipakai bepergian gratis ke luar negeri, kenapa tidak bisa menjadi kartu diskon untuk belanja atau menginap di Bandung. ”Inspirasinya seperti kartu kredit. Kartu kredit kan banyak programnya,” kata Perry.
Soal berapa diskon yang diberikan, angkanya bervariasi bagi setiap pengusaha. Perry memberikan potongan harga 10 persen di semua factory outlet miliknya, seperti FOR MEN, The Summit, Secret, Heritage, dan The Big Price Cut. ”Saya yakin penjualan kami akan naik sampai 200 persen,” ujar Perry.
Di sejumlah hotel seperti Panghegar bahkan diskonnya mencapai 40 persen. Anjuran ini, kata juru bicara Hotel Panghegar Bandung, Restina Setiawan, juga disebarkan melalui Himpunan Humas-humas Hotel Bandung. ”Dari hotel bintang tiga hingga bintang lima dianjurkan untuk menerapkan program ini. Tapi besaran diskon terserah masing-masing hotel,” katanya.
Target pasar program ini memang lumayan besar. Di Jawa Barat saja, sampai akhir April lalu sudah terdaftar 546.748 wajib pajak. Jika masing-masing pemegang kartu punya satu anak saja, potensi pasar program ini bisa mencapai lebih dari 1,5 juta orang. Belum lagi jika pasar Jakarta juga dihitung. Di tingkat nasional, kini ada 12,7 juta pemegang kartu NPWP.
Respons konsumen juga cukup oke. Inna, warga Jakarta Barat, misalnya, meski kaget dengan program ini, menilai diskon itu bisa menarik pengunjung. ”Cuma diskonnya kurang gede, harusnya sampai 30 persen,” ujar karyawati swasta itu sambil tertawa. Tapi ada juga kritik dari mereka. ”Kurang disosialisasikan,” kata Ali, 32 tahun, warga Jakarta.
Program ini berimbas ke Jakarta. Setidaknya, Hotel Acacia Jakarta sudah menerapkan program ini sampai Desember 2009 dengan diskon 45 persen. Sejauh ini, hasilnya lumayan bagus. Sekretaris General Manajer Hotel Norma Agustyo mengatakan sudah 192 orang yang memakai fasilitas itu. ”Yang mengejutkan kebanyakan orang daerah,” ujarnya.
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta tak keberatan dengan acara diskon itu. Selain program itu mendongkrak penjualan dan perekonomian lokal, kantor pajak wilayah Jawa Barat ataupun Bandung tak perlu mengeluarkan uang seperser pun untuk mendukungnya. Selain itu, ada efek ikutannya: program tersebut bisa menarik mereka yang belum punya kartu.
Meski begitu, toh tetap saja program itu sedikit rawan. Boleh jadi karena itu Dirjen Pajak Darmin Nasution mewanti-wanti aparatnya. Ia meminta petugas pajak tidak ikut berpromosi. ”Salah-salah kami bisa dituding dapat duit,” katanya.
Widiarsi Agustina, Rana Akbar Fitriawan (Bandung), Iqbal Muhtarom (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo