Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada 40 perusahaan yang mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun hingga Jumat, 6 Desember 2024. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan saat ini masih 24 perusahan yang antre di pipeline pencatatan saham BEI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari 24 perusahaan tersebut, 17 di antaranya merupakan perusahaan dengan aset berskala besar. “1 perusahaan aset skala kecil, 6 perusahaan aset skala menengah, dan 17 perusahaan aset skala besar,” kata Nyoman dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin, 9 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 53/POJK.04/2017, perusahaan dengan aset skala kecil nilai asetnya di bawah Rp 50 miliar. Sementara itu, kategori menengah memiliki aset Rp 50 hingga Rp 250 miliar, dan skala besar memiliki aset di atas Rp 250 miliar.
Secara rincian sektor, Nyoman mengatakan 7 perusahaan di pipeline IPO BEI berasal dari sektor consumer non-cylicals, 3 perusahaan dari sektor energi, 3 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 2 perusahaan sektor finansial, 2 perusahaan sektor basic material, 2 perusahaan sektor layanan kesehatan, 2 perusaan sektor properti, 2 perusahaan sektor industrial, serta 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.
Sebelumnya, Nyoman sempat mengatakan ada 2 perusahaan mercusuar atau lighthouse company yang sedang mengantre di pipeline IPO. Rencananya, kata dia, perusahaan ini bakal melakukan pencatatan perdana saham pada akhir 2024 ini.
“Ada dua lagi di pipeline, basic industry sama energi. Ya, yang lighthouse, tapi nanti menunggu sampai periode akhir ini,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Kamis, 5 Desember 2024.
Untuk diketahui, perusahaan mercusuar (lighthouse company) merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp 3 triliun dan memenuhi aturan free float sebesar 20 persen.