Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis industri alas kaki mampu bertahan di tengah bayang-bayang resesi global. Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengatakan dia optimistis karena data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga triwulan III-2023 menunjukkan adanya potensi besar industri alas kaki dilihat dari nilai penjualan domestiknya yang mencapai Rp 5,07 triliun.
“Industri ini juga tertolong padat karya, dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 159.400 orang dari total industri kecil dan mikro di seluruh wilayah IKM alas kaki di Indonesia,” kata Reni dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Januari 2023.
Baca juga : Dorong Produk Lokal Masuk Belanja Pemerintah, Kemenperin Fasilitasi Sertifikat TKDN untuk Industri
Sementara itu, kinerja ekspor produk alas kaki nasional pada kuartal III-2022 juga menunjukkan prospek cerah, yaitu sebesar USD 5,949 miliar atau naik dibanding kuartal III-2021 sebesar USD 4,388 miliar. Dia berujar, selama periode Januari hingga September 2023, volume ekspor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki mencapai 337,48 ribu ton. Angka tersebut menunjukkan kenaikan 34,28 persen dibandingkan Januari-September 2021, dengan neraca perdagangan industri alas kaki surplus sebesar USD 5,191 miliar.
Di tengah ancaman resesi ini, Reni mengatakan pihaknya telah menyiapkan mitigasi agar industri alas kaki nasional lebih tahan banting. Salah satunya dengan memperkuat rantai pasok dan menggarap potensi industri alas kaki di pasar domestik.
Selain itu, untuk memperkuat kinerja di sektor industri alas kaki, Ditjen IKMA melalui Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) melakukan kolaborasi dengan mitra bisnis IKM alas kaki. Selain program kemitraan, Reni melanjutkan, BPIPI juga mendorong program pengembangan produk yang di dalamnya terdapat pengembangan teknologi serta program akses pasar promosi pemasaran bagi IKM alas kaki berorientasi ekspor.
Baca juga : Kemenperin Bakal Tingkatkan Daya Saing IKM dari Hulu Sampai Hilir, Caranya?
Ihwal kebijakan nonfiskal lainnnya, Kemenperin memberikan stimulus bagi IKM beroerientasi ekspor dengan kemudahan impor bahan-bahan tertentu untuk produk tujuan ekspor. “Prioritas integrasi perizinan mulai dari pengurusan NIB, termasuk Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) yang dipermudah dan dipercepat khususnya perijinan yang sifatnya lintas sektoral melalui pendampingan industri,” ujarnya.
Menurutnya, sesuai arahan Menperin, BPIPI juga proaktif memfasilitasi pelaku IKM alas kaki berorientasi ekspor untuk membuka dan menggarap peluang pasar ekspor baru ke negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan dan Afrika. Selain itu, adanya kolaborasi antara Kemenperin dengan para pemangku kepentingan lain untuk mendorong IKM agar lebih inovatif dan kompetitif menghadapi resesi.
“Tumbuhnya industri pendukung alas kaki, penguasaan brand lokal di pasar domestik dan bertambahnya IKM yang naik kelas akan menguatkan interaksi di dalam ekosistem. Dengan ekosistem industri alas kaki yang kuat, industri alas kaki nasional akan lebih mandiri dan kuat,” pungkas Reni.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini