Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami fluktuasi tajam pada Selasa, 18 Maret 2025, ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5 persen, sehingga perdagangan harus dihentikan sementara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5 persen,” kata Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad, Selasa, 18 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penurunan ini mencerminkan ketidakpastian investor yang masih menunggu kepastian terkait kebijakan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun global. Kondisi ini menyebabkan banyak investor bersikap lebih hati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
HSG adalah indikator yang mencerminkan pergerakan harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dikenal juga sebagai Indonesia Composite Index (ICI), IHSG digunakan untuk mengukur performa pasar saham secara keseluruhan.
Indeks ini dihitung menggunakan metode Market Value Weighted Average Index, di mana harga dan jumlah saham yang tercatat memengaruhi perhitungannya. Jika IHSG mengalami kenaikan, ini menandakan kondisi ekonomi yang baik, sedangkan penurunan mengindikasikan sebaliknya.
Sejarah Perjalanan IHSG
IHSG pertama kali diperkenalkan pada 1 April 1983 dengan nilai dasar 100, berdasarkan data dari 13 saham yang terdaftar pada saat itu. Seiring waktu, indeks ini mengalami perkembangan pesat dan kini mencakup seluruh saham biasa dan preferen yang diperdagangkan di Bursa Efek Iindonesia.
Perhitungan IHSG pun terus mengalami pembaruan agar dapat lebih mencerminkan kondisi pasar secara akurat, termasuk penyesuaian terhadap masuknya emiten baru serta perubahan modal perusahaan. Sebagai bagian dari pasar modal Indonesia, IHSG memiliki berbagai fungsi utama, antara lain:
Indikator Pasar: IHSG menjadi cerminan dari kondisi pasar saham Indonesia, sehingga dapat membantu investor dalam memahami tren investasi.
Alat Analisis: Dengan adanya IHSG, investor dapat menilai pergerakan pasar secara umum tanpa harus menganalisis setiap saham secara individual.
Panduan Investasi: Indeks ini menjadi acuan utama bagi investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih terarah dan terinformasi.
Kondisi IHSG Saat Ini dan Dampaknya
Penurunan tajam IHSG baru-baru ini menunjukkan kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi mendatang. Faktor eksternal seperti inflasi dan kebijakan moneter di negara-negara maju turut memberikan pengaruh besar terhadap sentimen pasar domestik. Selain itu, faktor internal seperti kebijakan pemerintah serta stabilitas politik juga berperan dalam menentukan arah pergerakan IHSG.
Dalam situasi ini, banyak investor memilih untuk menunggu kepastian sebelum melakukan langkah investasi lebih lanjut. Beberapa analis memperkirakan bahwa ketidakpastian yang berkepanjangan dapat menyebabkan fluktuasi IHSG lebih lanjut. Meski demikian, optimisme tetap ada bahwa setelah kondisi stabil kembali, pasar saham Indonesia akan kembali mengalami pertumbuhan positif.
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk terus mengikuti perkembangan terkini dan melakukan analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan. Dengan memahami IHSG serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, investor dapat lebih siap menghadapi dinamika yang terjadi di pasar modal Indonesia.
Melynda Dwi Puspita, Sultan Abdurrahman, dan Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Trading Halt: Seberapa Parah Kondisi Ekonomi Indonesia?